" Ndhuk,...Triem....Sutriem..! " pak brasmo memanggil seseorang
" Injih ndoro..nyuwun dhawuh..." jawab yang namanya merasa dipanggil.Hanya saja rambutnya agak acak acakan dan pakaianya lecek..jelas ia tak siap ..
" Ndhuk,kamu belum mandi? Meskipun ini bukan di kantor , kalau sedang bekerja dengan bapak, harusnya kamu tetap besus...ya sudah...kesinikan arsip daftar caleg yang sudah verifikasi..." pak Brasmo langsung memberikan utlernya...
"Siap ndoro..." Sutrliem mundur keruangannya seraya masih mencoba bereskan penampilannya
Sesaat keduanya duduk semeja,kali ini Sutriem lebih feminin dengan bathik kontemporernya diatas, dibawahnya jeans ketat.
Pak Brasmo membuka pelahan arsip di tangannya.Sampai beberapa halaman ia berhenti dan bicara lagi
" Tolong kamu buatkan catatan khusus tentang caleg provinsi ini...Ia bermasalah..Dan yang beberapa orang ini juga payah.."
" Saya harus menuliskan apa hal ibu caleg itu , ndoro?" tanya Sutriem
" Dahulu...dibawah kendalinya..partai mengusung pak Kartono jadi calon bupati...kalaaah..Tapi orang orangnya turut campur urusan pendopo,dan...banyak yang segera magang jadi pegawai ...Pendopo jadi rawan kasus.." jawab pak Brasmo.Sutriem menulis pelqn pelan
" Selanjutnya apa ndoro" tanya Sutriem lagi
" Sekarang ia jadi caleg provinsi..padahal untuk periode kemarin saja, ia kalah..padahal perlu beberapa ribu pemilih saja.Seharusnya caleg pemenang kemarin yang maju ke provinsi " pak Brasmo tidak habis fikir
" Mungkin diutus partai ,ndoro." Sutriem masih positive thinking.
" Ya enggak...Caleg caleg di daerah saja tidak tahu menahu dan hingga saat sekarang mereka tidak mendukung.Bahkan mereka merasa tertekan atas sikapnya yang selalu tidak memberi kesempatan bicara di forum...Bahkan ia lebih dekat dengan golongan kafir..itu yang nggak sholat..yang suka judi...
Saya rasa memang ada tujuan tidak baik ke depannya" pak Brasmo menambahkan...
" Jadi, bahan fakta ini guna pengawasan dan pemantauan KPK atau Polri?" tanya Sutriem lebih serius