Mohon tunggu...
Fuji Zanuari Astutik
Fuji Zanuari Astutik Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS

CGP angkatan 8 Google Master Certified S2 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Supervisi Akademik Bukan Momok Lagi dengan Coaching Berbasis Kemitraan

6 September 2023   08:00 Diperbarui: 6 September 2023   08:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.mentoringcomplete.com/

Pemikiran reflektif terkait penglaman belajar

Emosi yang saya dapatkan ketika saya mempelajari modul coaching adalah merasa tertantang untuk terus mempraktikkan coaching. Saya akan mempelajari lebih dalam tentang coaching ini terutama dalam memebrikan pertanyaan berbobot dalam identifikasi masalah dan rencana.

Hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan coaching adalah melaksanakan alur tirta secara sistematis. Khususnya dalam tahap idetifikasi dan rencana. Kita harus memberikan pertanyaan yang berbobot dan tidak memberikan pelabelan khusus tehdap coachee. Kadang kita masih belum bsia mengontrol diri dalam hal memberi solusi. Dalam coaching idealnya solusi ditemukan oleh coachee.

Keterhubungan dengan materi lain

Keterkaitan dengan modul 2.1 yaitu pembelajaran berdiferensiasi yaitu kita sebagai guru diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran dimulai dari kelas. Prinsip coaching sama dengan sistim pemikiran KHD yaitu menggunakan sistim among. Guru diharapkan bisa menuntun siswa untuk mengembangkan anak sesuai dengan kodratnya agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sistim coaching dengan alur tirta lebih humanistic dengan membangun kemitraan dan memberdayakan potensi coachee.

Keterkaitan dengan modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah dengan mendengarkan dengan RASA kita dapat mengenali dan megontrol emosi untuk melihat peluang kompetensi dan mindset baru dari coachee agar dapat mengembangkan dirinya. Kita sebagai coache dalam coachee harus bisa mengontrol emosi, mindfulness, dan presence.

Praktik coaching pernah saya lakukan dengan rekan CGP lain dalam praktik coaching. Ada tiga tahap yang saya lewati yaitu pra supervise dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang ingin dikembangkan dalam hal ini? Indikator apa yang menjadi acuan keberhasilan darikompetensi yang ingin dikembangkan. Tahap kedua adalah mengobservasi rekan CGP yang sedang melaksanakan coaching dengan mencatat hal-hal yang sudah tercpai dan masih perlu dikembangkan. Tahap ketiga adalah melakukan percakapan pasca observasi berbabis data.

Kedepanya saya ingin mempraktikkan lebih banyak praktik coaching. Paraktik coaching ini tidak hanya dilakukan oleh rekan sejawat namun bisa dilakukan kepada siswa. Setelah mempelajari materi coaching ini paradigma saya tentang supervise akademik berubah. Saya berfikir dulu bahwa supervise akademik itu adalah momok yang menakutkan bagi semua guru. Ternyata setelah mempelajari modul ini saya tahu bahwa supervise akademik itu tujuannya mengembangkan kompetensi akademik guru dengan prinsip kemitraan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun