Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Epic - Dwiwarna

1 September 2018   00:45 Diperbarui: 1 September 2018   01:33 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber; agenfoto.com)

Nun di sana
menjuntai urat-urat
antara kecamuk dan torehan

Disini sekat-sekat
teruntai dalam derap
antara lilitan dan tuntutan

Pada momennya...
dilumuri tetesan akal dan perasaan
antara gempita, nyanyian sindiran

Saat angkasa menggelegar
lazuardi pun menunjukkan jati dirinya
cakrawala mendadak senyap
samudera pun diam

Merahnya terlihat jelas
pekat ...
Putihnya terpantul
berseri ...

Dalam untaian dan balutan
terpatri tonggak kokoh
yang sulit dirobohkan

Dia Sang Dwi Warna
yang mampu merobohkan
sekat-sekat dan lilitan

Saatnya menyimpan kecamuk
menorehkan lazuardi
merajut cakrawala

Tuk pekatnya Merah ...
dan bersinarnya Putih berseri
Dalam bangun jiwa dan raga

(Medan, 31 Agustus 2018)

Notes ; puisi ini dipersembahkan buat para atlet-atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018 dalam suasana konstelasi politik nasional yang meninggi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun