BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Fenomena sosiologi di era  posmo modern ini hemat saya bukan sekedar penyimpangan-penyimpangan yang melibatkan atau mencederai fisik semata. Opini buplik serta persepsi negatif pun harus dilihat sebagai objek permasalahn sosial yang harus diperangi. Berkaitan dengan bukit cinta, keberadaannya adalah bagaikan sebuah harta terpendam atau mutiara di balik lumpur.Â
Harus ada upaya yang dibangun oleh pemerintah maupun masyarakat, untuk kembali mebangkitkan keindahan itu. Bukit cinta merupakan tempat yang mendatangkan kebahagian. Persepsi serta opini negatif hanyalah rajutan dari ketidakpahaman masyarakat tentang fakta yang ada. Selama ini masyarakat hanya sebatas melihat eksistensinya sejauh mata memandang, tidak sampai pada pendangan tentang esensinya. Fakta-fakta dan kebenaran hanya dapat terungkap bila kita langsung melakukan pengamatan, sebab demikianlah cara yang paling efektif untuk mengetahui kebenaran yang otentik, bukan imajinasi atau ilusi pribadi.
Saran
Sosialisasi serta pemaparan informasi yang otentik harus diupayakan oleh kita semua sebagai orang-orang yang mengerti tentang apa yang bukan fiktif atau perkara ilusif. Opini publik bukan jadi penghalang fakta yang ada atau real. Masyarakat dan pemerintah tidak boleh berjalan sendiri. Terkait dengan hak milik tanah di bukit bukan berarti hilang rasa peduli, harus ada rasa memiliki.Â
Destinasi wisata itu bernilai, bila kita sebagai masyrakat pribumi menjunjung tinggi. Cinta akan tempat sendiri harus dimulai sejak dini, memperhatikan hal-hal kecil hingga kita sendiri tidak terisolasi di tanah sendiri hanya karena opini publik.