Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pustaka Napas Pendaki Bukit

11 Juni 2020   22:07 Diperbarui: 12 Juni 2020   09:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutelan perlahan huruf-huruf hidup dengan tarikan napas yang dalam, tatkala raga ini letih.


Amukan belalak mata insan penjuru, datangnya silih berganti. Menangkalnya bukan tak mau, tetapi belum tiba waktunya. Mungkin karena paru-paru belum bersahabat dengan getaran jantung.

Bak napak tilas hingga mencapai puncak, butuh napas yang dalam, kali ini, kubuatkan pustaka napas untuk melewati dan melampui bukit-bukit lembaran dan logam, hasil rekayasa kursi-kursi elit. Mereka menyusunnya dari atas kursi-kursi elit, sembari terbahak, membelalak mata, siapa di antara mereka lebih banyak mendapat dan lebih cepat menyelesaikannya. 

Kini arah angin mulai deras. Bukit-bukit itu perlahan dipangkas. Bakal, sekali dayung dua tiga lembar dari tubuh bukit itu, kembali didudukkan pada tempatnya, demi leluasanya langkah dan tatapan ribuan kaum rerintihan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun