Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berpacu Melawan Rasa

28 Mei 2021   16:45 Diperbarui: 28 Mei 2021   17:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Magazine.job-like.com

Rasa adalah bagian dari seni estetika. Melalui rasa kita dilahirkan. Dan rasapun yang akan mengakhiri kehidupan kita.

Menulis adalah bagian dari kolaborasi antara rasa dan pikiran. Namun, kerap kali kita terjebak dengan rasa. Gegara apa yang kita rasakan, belum tentu dirasakan oleh orang lain.

Katakan Sapiens menahan gejolak hatinya kepada Homo. Setiap kali Sapiens berpapasan dengan Homo, jantung hatinya seakan bergetar kencang, bahkan bisa meruntuhkan tatapan liar dari si Homo.

Sebaliknya, Homo selalu bersikap dingin. Sedingin salju di negeri Panzer. Meskipun saya belum pernah tinggal di negeri Panzer. Apalagi menelanjangi musim dingin di sana.

Sapiens terus menggenjot rasa di balik dadanya. Sudah lebih dari dua bulan, Sapiens menderita dan selalu dikejar oleh waktu.

Apa yang dilakukan oleh Sapiens?

Sapiens berpacu melawan waktu hanya untuk membuktikan perasaannya kepada Homo. Sebelum bertemu lagi dengan Homo, Sapiens terus mengafirmasi dirinya bahwasan apa yang sedang ia rasakan itu benar-benar keluar dari dalam jiwanya.

Ia terus mensugesti dirinya. Tujuan dari ia melakukan sugesti adalah ingin memastikan bahwa ia sedang jatuh cinta dengan Homo. Padahal Homo biasa-biasa saja dengan perasaannya. Mungkin Homo mati rasa!

Hmm,,,, homo itu berasal dari bahasa latin yang berarti manusia ya. Jadi, stop untuk meliarkan pikiran anda!

Apa yang dirasakan oleh Sapiens senada dengan tangga nada saya dalam mengulik aksara. Melalui rasa saya berusaha untuk menganggit diksi-diksi kerinduan setiap hari. Tujuan saya menulis adalah ingin menyalurkan perasaan marah, sedih, kecewa, ketidakpuasan terhadap keadaan di lingkungan bahkan kecewa dengan parkir liar yang mulai bertebaran di mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun