Mohon tunggu...
fredericohanung
fredericohanung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jiu Hong

Mahasiswa yang mencintai budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Film Drama Dulu dan Sekarang

11 September 2022   23:01 Diperbarui: 11 September 2022   23:02 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paradigma Dalam Dunia Film

Menurut Harmon, Paradigma adalah cara dasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan segala sesuatu secara khusus tentang realitas. Paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan penelitian. (Vita, 2022).

Dalam dunia film, paradigma dibagi menjadi 4, yatu Paradigma Fungsionalisme, Paradigma Empirisme, Paradigma Fenomologi, dan Paradigma Kritis.

Fungsi paradigma dalam perfilman adalah untuk melihat pesan yang disampaikan dalam sebuah film, merumuskan fokus analisis dalam sebuah film, dan untuk mengetahui aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan sebuah film (Vita, 2022).

Film Drama

Dalam dunia film di Indonesia, film dengan genre drama sering mendominasi produksi film nasional. Saingan terberat film drama adalah film dengan genre horor. Film drama di Indonesia banyak diminatioleh kalangan perempuan (Vita, 2022).

Adapun ciri-ciri dari film dengan genre drama adalah :

1. Alur cerita yang sangat kuat

2. Karakter, latar waktu, dan latar tempat biasanya sangat realistis.

3. Emosi antar karakter sangat intens

4. Dapat mengusik emosi penonton

(Vita, 2022)

Film drama kerap kali membawakan tema percintaan. Tema semacam ini dapat membawa penonton "hanyut" ke dalam suasana yang seiring dengan adegan film. Penonton merasa seolah-olah mereka berada di dalam film tersebut, bahkan merasa menjadi aktor dari film tersebut yang merasakan suka dan duka yang terjadi di dalam film.

Film Titanic (1997) dan The Twilight Saga (2008)

Titanic adalah film dengan genre drama yang terinspirasi dari sebuah sejarah tenggelamnya sebuah kapal yang bernama Titanic pada tahun 1912. Film ini mengedepankan Paradigma Fungsionalisme. Dalam film ini memperlihatkan pandanganbahwa masyarakat kelas atas dan kelas bawah memiliki posisi yang berbeda bahkan pada konteks tempat makan dan tempat tidur.

Dalam film ini menggambarkan bahwa masyarakat kelas atas berada di lantai atas, sedangkan masyarakat kelas bawah seperti buruh tinggal di lantai bawah dan cukup dekat dengan mesin. Film ini menggambarkan bagaimana pendidikan dan status keluarga dapat tergambar dalam cara berpakaian. Para konglomerat yang tinggal di lantai atas Kapal Titanic kerap kali terlihat menggunakan pakaian formal.

Hal ini tentu sebanding dengan pengertian Paradigma Fungsionalisme yang memandang masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian dan saling berkaitan misalnya agama, pendidikan, struktur politik sampai keluarga (Vita, 2022).

Film Titanic yang mengangkat cerita sejarah tidak terlalu banyak menggunakan teknologi CGI dalam produksi filmnya, namun CGI tetap mengambil bagian penting karena membantu produksi dalam penampilan shooting adegan di tengah laut.

Sedangkan dalam film Twilight terlihat banyak sekali penggunaan teknologi CGI. Hal ini tentu saja dapat terjadi karena film ini memang menceritakan latar pemeran seorang manusia yang dapat berubah menjadi seekor serigala. Selain itu, latar tempat juga banyak dibantu oleh teknologi CGI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun