Hari demi hari akhirnya Intan dapat memproses pesanan dengan baik dan lancar. Sehingga, dalam hari itu juga kue banyak laku terjual.
Tante Intan pun mengupahi uang sejumlah tiga ratus ribu kepada keponakannya karena sudah membantunya berjualan. Intan pun memeluk dan berterima kasih kepada tantenya.
Intan pun pergi ke toko tas. Di sana ia melihat banyak tas dompet yang bagus-bagus. Ia ada melihat sebuah tas dompet yang berkilau-kilau tetapi harganya sangat mahal. Ia lalu teringat dengan pesan kakaknya untuk membeli barang tidak usah terlalu mahal yang penting membelinya sesuai dengan kemampuan kita.
Pandangannya pun tertuju kepada tas dompet coklat. Bentuknya dan kulit tas dompet itu pun bagus. Harganya pun sekitar dua ratus lima puluh ribu. Akhirnya, Intan membeli dompet itu untuk dijadikan hadiah kepada ibu dan sisanya uangnya dapat ia tabung.
Malamnya, Intan membungkus dompet itu dengan tas kado dan menyetel alarm jam 23:55. Intan pun tidur pada jam 9 malam. Alarm Intan pun berbunyi keras, Intan mematikan alarm itu dan meregangkan badannya untuk siap-siap memberi kejutan.
Tengah malam pun tiba, Intan mengetuk kamar ibu. Ketika ibu membuka pintu kamar, Intan pun mengucapkan selamat ulang tahun kepada ibu. Mata ibu yang tadi masih ngantuk sekarang terbuka lebar.
Sambil Kak Dea pun memutar lagu selamat ulang tahun, Intan menyerahkan kado itu kepada ibu. Ibu pun membuka kado itu dan isinya adalah tas dompet. Ibu pun terharu dan memeluk Intan. Ibu juga mengucapkan terima kasih kepada Intan karena sudah memberikannya hadiah.
Setelah merayakan ulang tahun ibu pada malam itu, ibu menyuruh Intan dan Kak Dea untuk segera tidur karena mereka besok harus bersekolah.
Pagi pun tiba, Intan sudah siap-siap berangkat ke sekolah. Ia semangat pada hari itu karena ia sudah membahagiakan ibunya dengan barang yang ia beri melalui hasil kerja kerasnya dan pulangnya dari sekolah. Intan mencatat semua yang ia lakukan demi membahagiakan ibunya di buku PRnya dengan hati yang bahagia.