Mohon tunggu...
Fransiskus Adryanto Pratama
Fransiskus Adryanto Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menulis untuk Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pulang

21 April 2020   21:07 Diperbarui: 21 April 2020   21:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada semesta aku menengadah sembari melarikan doa dengan rapih

Berharap semua pinta tersusun puitis dalam bait puisi

Semua ingin pulang bukan sekedar angan

Berlalu bagai asap yang membumbung, hilang diterpa angin

Aku harus pulang menjawab semua resah yang menggunung dalam sukmaku

Setelah melantunkan doa dengan khusuk di sebuah surau sore itu

Aku menyadari, pulang adalah jawaban akan kebimbangan yang menderaku

Sebelum detik berubah menit pada jam dinding menggelinding di dinding

Pulangku adalah kerinduan yang menggunung dari rumahku

Kelanaku meninggalkan kesedihan di gubuk tua yang terus membumbung asapnya setiap saat

Aku yakin, asap itu adalah harapan, penantian yang tak pernah berhenti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun