Mohon tunggu...
FRANSISKUS HERU
FRANSISKUS HERU Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis asal Kec. Sompak, Kab. Landak, Kalimantan Barat.

Membaca dan menulis berlaku seumur hidup. TERUSLAH SEMANGAT BELAJAR ! *Kelahiran Mangaro, 20 Oktober 1997 *Alumnus IKIP Budi Utomo Malang *Guru SDN 09 Galar *Content Writer di www.sdngalar09.sch.id *Blogger di Kompasiana *Artikel ilmiah terpublikasikan ejurnal.budiutomomalang.ac.id *Cerpen pernah diterbitkan Alinea *Email 1: fransiskusherumahatalino17@gmail.com *Email 2: fransiskusheru17.writer@gmail.com *WhatsApp: 082177482203

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Definisi Merantau Chapter 1: Saling Mengenal

8 April 2024   11:01 Diperbarui: 13 April 2024   11:52 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PADA umumnya, Tak Kenal Maka Tak Tinju, uppsss bercanda kok, maksudnya Tak Kenal Maka Tak Sayang. Iko, Ima, Kriss dengan Natan. Merujuk dari pernyataan Iko selaku informan pada cerita ini, yaitu: "Sebenarnya kami berangkat bersama itu tidak hanya kami ber-Empat yang rombongan saja, tetapi ada lagi lima teman di antaranya Bang Wawan, Kak Nia."

Bang Wawan dan Kak Nia merupakan kakak tingkat atau senior kami di kampus IKIP Budi Utomo yang tidak lama lagi akan di wisuda. Sedangkan, sisa tiga orang itu adalah Sri, Daera Selly dan Poni.

Mereka ber-Empat Take Off dari Bandara Supadio Kota Pontianak pada 14 September 2020 sekitar jam 07:00 WIB, karena pesawat yang mereka tumpangi (Sriwijaya Air) beroperasi secara transit/singgah, dengan singgah dulu di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Nyampe di Bandara Soekarno-Hatta di jam 08:15 waktu Indonesia bagian barat. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Kota Surabaya lewat Bandar Udara Juanda dulu. Pesawat mereka Landing di Lapangan Juanda kisaran jam tujuh lewat (waktu malam). Turun dari pesawat maskapai Lion Air dan keluar dari Bandara Juanda untuk bergegas mencari mobil travel agar bisa menuju Kota Malang yang akan dijadikan tempat menguli demi ilmu pengetahuan dan ilmu pengalaman.

Dan pada akhirnya, mereka ber-Sembilan sampai juga di Kota Malang sekitar jam sebelas tengah malam. Mereka yang turun di Jalan Kelud, Gapura Gang Bareng Kartini kemudian istirahat dan tinggal di kos masing-masing.

Diungkapkan oleh Iko bahwa dia sudah kenal dengan seseorang dari mereka berangkat barengan ke Malang, yaitu Ima. Si Iko sudah kenal terlebih dahulu dengan si Ima sejak berada di Kalimantan Barat, namun mereka berdua baru tau kalau mereka ini ternyata masih ada tali kekeluargaan yang dekat, dimana abang sepupunya dari Iko menikahi (berkeluarga) sama si kakak sepupunya dari Ima. Ini artinya antara Iko dengan Ima masih keluarga dekat, namun mereka berdua baru tau dan menyadari akan perihal itu setelah mereka berdua berbincang-bincang di Kota Malang pada tahun 2020.

Kembali ke proses perjalanan Iko dan kawan-kawannya sampe ke Kota Malang yang sebelumnya sudah diceritakan di atas, Bang Wawan yang pergi sama-sama dengan mereka. Iko mengungkapkan dalam perjalanan itu, karena Wawan baru dijumpainya, maka Iko secara naluri ya pastinya penasaran dengan sosok yang baru dikenalnya (Bang Wawan) dan secara spontan pulak Iko langsung berkenalan dengan Bang Wawan itu. Namun, dalam adegan berkenalan itu, Bang Wawan menjawab pertanyaan dari Iko bahwa dirinya itu baru juga mau masuk kuliah dengan mereka atau biasa dinamakan dengan mahasiswa baru (Maba) yang satu angkatan dengan mereka ber-Tujuh itu.  

Di tahun dan bulan yang sama, namun di tanggal yang berbeda, yaitu pada 15 September 2020, pada saat itu juga kembali lagi Wawan mengospek mereka secara ringan. Fenomena sosial ini berlokasikan di Lapak Kopi Mama Nia (Mbak Nia) dengan waktu di malam hari. Seperti biasa dengan kenakalan yang ringan, Wawan malah mengganti namanya dengan nama Jay. Lagi-lagi ospek itu arahnya ke Iko, dengan spontan Wawan mengeluarkan suara, dengan bunyi suara itu; "Besok saya mau menghadiri acara yudisium-nya Abang-ku yang bernama Wawan di Kampus C, yukk lah besok kita ke Kampus C..!", padahal itu namanya sendiri dan memang dialah orangnya yang akan diyudisium itu. Dasar Wawan, Wawan Wawan. Wawan si Mafia Pembohong, siapa juga yang mempoles karakternya. Pada saat itu, terungkap kebohongan dari si Wawan alias si Jay, di saat itu juga Febri yang satu kelas dengan Wawan menyampaikan kalau yang diyudisium itu memang Bang Wawan sendiri orangnya, bukan Abangnya.

Setelah acara yudisium itu selesai, Wawan menyampaikan; "Yok lah kita nongkrong dulu, aku belum ngopi dari pagi nih." Kemudian ikutlah Iko, Natan, Bang Vero, Kak Mega dan juga Kak Febri. Ucap Kak Febri "Nongkrong di warkop mana guys?", Bang Vero menjawab "Abang sih terserah kalian, abang ikut-ikut aja", Kak Mega bersuara "Ke warung makan aja, lapar aku", Bang Wawan menyampaikan "Kita ke warung makan di ujung itu aja! (sambil menunjuk dengan jari telunjuknya) soalnya tempat yang lainnya belum buka, yang ini kan gak ada jual makanan (noleh Warkopnya Pak Yopi si Kakek Cangkul Paling Gualakk, hehe becanda ya Kek).

Kak Mega, Kak Febri menyuarakan lisan Ayok!!; (disertai anggukan dari kepalanya Kak Febri). Si Iko memindahkan kakinya, Kak Mega merapikan rambutnya sambil berjalan, Bang Vero mengerakkan bola matanya yang ternyata memantau si Gadis Jawa, Kak Febri malah mengecek isi dompetnya dulu yang ternyata masih banyak isinya tapi berisikan kartu-kartu identitasnya, begitu pun si Natan yang menjadi ekor piton pada saat itu. Bang Wawan atau Bang Jay justru terdepan bergerak, gerakan seluruh anggota badan yang bersemangat disertai kerepongannya. Secara bersama-sama, kami pun bergegas menuju warung makan + ada jual kopinya itu.

Ujar Iko: "Kak, kayaknya aku dibohongin oleh Bang Wawan."

Ujar Febri: "Iya kah dek? (sambil tersenyum sipu), emangnya Bang Wawan bilang apa ke kamu?"

Ujar Iko: "Dia bilang, dia akan menghadiri acara yudisium Abangnya, eh ternyata dia sendiri yang di-Yudisium"

Ujar Febri: "Sengaja Bang Wawan itu (tersenyum lagi), dia itu ospek kamu dek."

Iko: (Dengan mimik muka yang sedikit kecewa karna telah dibohongi). 

Dalam hati Iko: "Manusia, Manusia."

Pada subjek, tempat dan waktu yang berbeda. Tepatnya di Area Internal dari Kos Dilan seribu enam puluh (1060), mulailah rencana-rencana untuk apa pun itu terlihat muncul, dari rencana sampai pada pelaksanaannya terjadi sudah.

Akhirnya main juga ke kontrakan sahabat-sahabatnya Iko, pengenalan pun terlaksana di waktu ketemu, yaitu di kontrakan mereka Ima dan Kriss beserta teman-teman satu kontrakannya.

Si A menanya si B, si B menanya kepada si C, si C menanya kepada si D, si D menanya si E dan sebaliknya (sengaja tidak disebutkan namanya).

Aku menulis sambil tersenyum, kenapa coba? Bagaimana tidak tersenyum, seolah-olah di sana telah terjadi proses wawancara. Pertanyaan dilontarkan beserta jawabannya yang melontar balik ke penanya, ini mah namanya wawancara, hihihi. Resapan penanya kepada penjawab, hal ini jelas mendapatkan informasi. Informasi itu menuju pada awal dari sebongkah saling kenal dan saling mengenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun