Langit kian gulita
Dewi malam berselimutkan pekatnya
Bintang redup menatapku
Termangu,
Di bibir tungku
Nasibku
Sepih malam mendekapku
Menatap seonggok bara, dan
Menghirup asap kayu setenga kering
Kepulannya bergelombang searah mata angin
Menerpa parasku, menyusup nafas
Hingga sesak-patah
Ah.... Betapa tersiksaku
Jengkrik bernyanyi di ujung dedaunan
Jauh dari pucuk cemarah
Lirik-liriknya jatuh, mengangkang
Di atap lontar dapur
Dia mengejek, nada demi nada
Dunia terpasung gelap
Direnggutnya anganku Kepada ceruknya
Hingga aku hilang titian
Dia bahagia, kata mereka
Aku mengangguk, meyakinkan diri
Pergilah....
Kau menikam hatiku dengan keputusanMu
Agar bahagia.
Hipolitus P. Kopong Lamaking
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI