Mohon tunggu...
Fransisca CorryFamelia
Fransisca CorryFamelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

21

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dinamika Praktik Profesi PR Perhotelan dan Implementasi Kode Etik bagi Perusahaan

21 Maret 2022   23:26 Diperbarui: 21 Maret 2022   23:43 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesi PR memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Profesi yang kerap juga dikenal sebagai Humas (Hubungan Masyarakat) ini mengalami perkembangan seiring dengan bergantinya zaman. PR memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan dilatarbelakangi karena kebutuhan komunikasi yang bertujuan untuk menyatukan pesan dan saling memahami satu sama lain.

PR berkembang secara pesat di seluruh dunia dan tidak dapat dipungkiri di masa yang akan datang perkembangannya akan menjadi lebih besar. Kondisi masyarakat yang dinamis dan terus berubah akan menjadi tantangan sekaligus tugas utama bagi PR untuk terus mengikuti perubahan ini agar dapat menjadi "indera" yang baik bagi perusahaan dan publik.

Pada Senin, 21 Maret 2022, kami mewawancarai salah satu tokoh yang bergerak secara tidak langsung pada profesi PR. Beliau adalah Muhammad Alfeisyahri Fahlevi, seorang HR di The Accor group brands yang bertugas di Samarinda, Kalimantan Timur. Berpengelaman pula untuk membantu dan men-support beberapa hotel besar termasuk Horrison Balikpapan dan Horrison Samarinda. Beliau telah bergerak pada bidang ini mulai dari 2017.

Kami memaparkan beberapa pertanyaan terkait profesi yang dijalani oleh beliau sejak hampir lima tahun yang lalu itu. Adapun informasi yang kami terima akan dirangkum dalam beberapa poin di bawah ini.

Kendala Bekerja sebagai PR di Perhotelan

Menurut beliau, kendala dalam praktik PR pada perhotelan adalah saat harus mem-branding perusahaan agar dapat diterima di masyarakat. Bagaimana harus menaikkan brand image company yang baik dengan menyampaikan pesan-pesan lewat media untuk menarik target pasar yang disasar.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Kendala Tersulit itu adalah mencoba menjelaskan sesuatu yang baru, dengan cara yang baru.

Kendala tersulit yang dirasakan dalam bidang perhotelan adalah bagaimana memperkenalkan hal baru dengan cara baru yang pastinya serba digital kepada konsumen maupun stakeholder yang umumnya masih terbiasa dengan cara-cara lama. Bagaimana semua harus on paper padahal kita mengupayakan penyampaian informasi secara paperless. 

Media yang Digunakan untuk Saluran Informasi

Adapun media yang digunakan untuk penyampaian informasi menurut beliau tergantung dari target mana yang akan disasar. Jika informasi ingin disampaikan kepada orang yang lebih tua dalam kategori usia, maka media yang digunakan umumnya media konvensional dan media baru seperti media sosial Facebook. Sementara bagi kalangan yang lebih muda akan digunakan media sosial seperti Instagram dan TikTok.

Namun, biasanya pasar dalam media baru kurang memiliki buying value walaupun interest yang didapatkan oleh perusahaan pada segi engagement lebih besar.

Pesan juga disampaikan melalui kerja sama dengan media lokal seperti radio dan media cetak. Hampir semua hotel ikut bekerja sama dengan media lokal sebagai saluran informasi kepada publik.

Pesan yang Disampaikan Tergantung dengan Musim

Pesan atau informasi yang dihasilkan oleh perusahaan biasanya disebarkan dalam waktu tertentu sehingga menurut beliau, terdapat kalendar khusus perusahaan untuk memasarkan produk pada masyarakat. Misal dalam kurun waktu dekat ini sebentar lagi umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa. Maka pemasaran kamar tidak akan begitu digalakkan melainkan sektor Food and Beverages lah yang menonjol untuk konsep buka bersama atau sebagainya. Jika sedang high season atau musim liburan yang biasanya terjadi pada akhir tahun, maka pemasaran lebih menonjol pada penjualan kamar.

Jadi, pesan-pesan ataupun promosi yang ingin disampaikan oleh perusahaan tidak semerta-merta terjadi tanpa perencanaan mendetail. Semua pesan harus sesuai dengan intensi perusahaan dan sesuai dengan target pasar yang dituju.

Implementasi Kode Etik PR dalam Dunia Perhotelan

Ada aturan tersendiri pada perusahaan yang harus diikuti oleh semua employee demi kemajuan perusahaan. Tentunya aturan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Tidak ada yang melenceng dari Undang-Undang.

Perusahaan tempat beliau bekerja memiliki kode etik otoritas perusahaan tersendiri. Dimana semua pegawai harus mementingkan dan memprioritaskan brand image company yang dimiliki oleh perusahaan. Karena beliau bekerja di The Accor yang memiliki slogan "All Safe" maka semua aturan yang telah ditentukan harus dipatuhi oleh semua pihak.

Perusahaan ini ucap beliau juga sangat ketat dalam urusan standar keamanan dan kenyamanan bagi pasarnya. Berangkat dari slogan "All Safe" maka tidak diperkenankan bagi tamu yang ingin berkunjung tanpa melakukan vaksinasi sesuai anjuran pemerintah. Selain mementingkan keamanan, perusahaan ini juga inovatif dan peduli lingkungan dengan menghilangkan air dalam kemasan pada layanan kamar dan mendapat penghargaan sebagai hotel pertama yang menerapkan Zero Plastic.

Hotel ini mengedepankan citra dengan menerapkan standar yang tinggi dan ketat bagi pengunjung. Edukasi pada penerapan sustainability mungkin di awal sedikit sulit, terlebih pada masyarakat lokal. Namun, apresiasi tinggi datang dari pihak yang peduli lingkungan dan juga masyarakat asing yang kerap berkunjung.

Kendala Profesi PR Perhotelan di Masa Pandemi

Kita seringkali menemukan beberapa tempat yang memperbolehkan tamu untuk melakukan isolasi mandiri di sana. Namun, dengan standar yang dimiliki oleh The Accor, maka kerap pengunjung yang terjangkit virus Covid-19 atau pengunjung yang belum melakukan vaksinasi, ditolak aksesnya untuk menetap di hotel tempat beliau bekerja.

Perusahaan ini mementingkan image jangka panjang ketimbang keuntungan sementara. Tidak terhitung kerugian menolak pengunjung yang mungkin dapat merugikan banyak pihak. Tetapi, citra perusahaan tetap terjaga dan inilah tugas utama seorang PR yang baik.

Usai melakukan wawancara dengan beliau, kami melakukan sesi dokumentasi. Kami mendapatkan ilmu baru mengenai implementasi profesi PR yang bergerak di bidang perhotelan. Banyak tantangan dan aturan yang sekiranya dapat menguatkan PR itu sendiri agar lebih baik ke depannya bagi perusahaan serta dirinya sendiri. Pengalaman bekerja di berbagai tempat sebelumnya menjadikan diri seorang PR lebih peka terhadap perusahaan dan publik. Apa yang diinginkan oleh kedua pihak, sudah dapat diidentifikasi oleh PR.

Dari wawancara ini, kami ingin berterima kasih kepada narasumber luar biasa, Muhammad Alfeisyahri Fahlevi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk kami menyelesaikan Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Etika dan Profesi PR. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Etika dan Profesi PR, Ibu Kheyene Molekandella Boer, S.Ikom., M.Ikom yang telah memberikan materi luar biasa selama perkuliahan.

Sekian hasil wawancara ini kami tulis semoga bermanfaat bagi pembaca dan pihak lainnya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Disusun oleh:

1. 1902056002 Hirpa Aulia

2. 1902056004 Nazrah Kamilah

3. 1902056006 Bisma Arrafi

4. 1902056049 Fransisca Corry Famelia

5. 1902056053 Muhammad Arif

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun