Namun yang lebih penting adalah mengubah cara pandang. Kita harus berani menempatkan nilai waktu di atas kesenangan instan. Waktu bukan hanya angka di jam, melainkan ruang hidup yang menentukan kualitas hari esok. Jika kita mampu menempatkan kesadaran itu di depan, scrolling tidak lagi menjadi penguasa, melainkan sekadar hiburan kecil yang tidak mengambil alih hidup.
Penutup
Pada akhirnya, scrolling berjam-jam hanyalah simbol dari bagaimana manusia modern bernegosiasi dengan teknologi. Kita tahu waktu berharga, tetapi kita sering rela menukarnya untuk sensasi singkat yang ditawarkan layar. Menyadari jebakan ini bukan berarti menolak teknologi, melainkan belajar untuk menggunakannya tanpa kehilangan kendali atas diri sendiri. Waktu memang tidak bisa kembali, tetapi kita masih bisa memilih untuk tidak terus-menerus kehilangannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI