Maka, langkah pertama adalah menghargai. Menghargai tidak harus selalu dalam bentuk materi, bisa dimulai dari sikap sederhana seperti mengakui peran, mendengar keluhan, atau memberi ruang bagi ibu rumah tangga untuk memiliki identitas di luar urusan domestik.
Kesadaran kolektif bahwa pekerjaan domestik adalah kerja nyata yang sama berharganya dengan profesi lain akan mengubah banyak hal. Dari cara keluarga berbagi tugas hingga bagaimana masyarakat menilai perempuan yang memilih tetap di rumah. Pada akhirnya, yang terpenting bukanlah siapa yang lebih rentan, melainkan bagaimana semua orang bisa menjalani perannya tanpa kehilangan diri sendiri.
Penutup
Burnout pada ibu rumah tangga adalah kenyataan yang sering terabaikan. Meski tidak semua mengalaminya, risiko selalu ada ketika rutinitas panjang tidak disertai dukungan yang memadai. Menghargai, memahami, dan memberi ruang adalah kunci agar peran seorang ibu rumah tangga tetap bermakna, tanpa harus mengorbankan kesehatan mentalnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI