Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Uniknya Anggrek Hitam Papua yang Terancam Punah

24 Mei 2025   16:10 Diperbarui: 24 Mei 2025   15:34 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di balik hijaunya rimbunnya hutan hujan tropis ang ada di Papua, ada sebuah tanaman eksotis yang tidak bisa termukan dimanapun diseluruh dunia Anggrek Hitam. Anggrek hitam bukan sekadar tumbuhan hias, anggrek ini menyimpan simbolisasi budaya, keunikan biologis, dan ironi konservasi yang jarang diungkap. Banyak orang belum benar-benar tahu, bahwa anggrek hitam Papua lebih dari sekadar keindahan visual; ia adalah representasi dari alam yang bertahan di tengah ancaman zaman.

Pesona dan Keunikan Anggrek Hitam Papua

Anggrek hitam Papua (Coelogyne pandurata), meskipun namanya begitu populer, sejatinya sangat langka ditemukan di alam liar. Tidak seperti bayangan banyak orang, bunga ini bukan hitam total, melainkan berwarna hijau cerah dengan lidah bunga (labellum) berwarna gelap kehitaman, dihiasi garis-garis keunguan yang mencolok. Inilah ciri khas yang membedakannya dari spesies anggrek lainnya di dunia.

Menariknya, anggrek ini bukan asli dari seluruh Papua. Ia hanya tumbuh di zona tertentu pada ketinggian rendah yang sangat lembap, biasanya menempel di batang pohon tua besar yang tidak banyak mendapat cahaya matahari langsung. Habitat ini sangat spesifik dan tidak bisa direkayasa secara sederhana di luar alamnya.

Aroma bunganya pun tidak umum. Banyak pengamat menyebut aromanya menyerupai vanila dengan sentuhan rempah halus, namun hanya bertahan selama beberapa jam di pagi hari. Hal ini mempertegas betapa "misterius" dan uniknya anggrek ini. Kamu tidak akan menemukan bunga dengan karakter serupa di tempat lain, karena ia adalah produk dari ekosistem yang masih perawan dan belum tersentuh oleh modernisasi.

Ironi Anggrek Hitam dalam Bayang-Bayang Eksploitasi

Tidak bisa dipungkiri keunikan anggrek hitam memiliki daya tariknya sendir ibagi pecinta tanaman hias namun ini juga membuatnya menjadi incaran banyak kolektor tanaman hias, bahkan sampai dari luar negeri. Sayangnya, permintaan ini tidak dibarengi dengan mekanisme konservasi yang baik. Alih-alih mendapat perlakuan untuk menjaga dengan dibudidayakan secara berkelanjutan agar tidak punah, spesimen anggrek hitam banyak dicuri langsung dari habitat aslinya di hutan Papua. Aktivitas ini mempercepat penurunan populasinya secara drastis.

Data dari LIPI (sekarang BRIN) menyebutkan bahwa sejak 2010, populasi anggrek hitam menurun hingga 45% akibat deforestasi dan perburuan liar. Ironisnya, hingga kini belum ada regulasi khusus yang mengatur perlindungan spesies ini secara komprehensif. Ia tidak masuk dalam daftar flora yang dilindungi secara nasional, padahal statusnya secara ekologis sangat rentan.

Bahkan lebih parah, banyak masyarakat lokal yang belum menyadari nilai ekologis dan potensi ekonomi jangka panjang dari anggrek hitam. Karena minimnya edukasi dan akses terhadap teknologi budidaya, mereka lebih memilih menjualnya mentah dengan harga murah kepada pedagang besar yang sering mengekspornya secara ilegal.

Situasi ini seperti lingkaran setan. Dimana alam yang selalu menjadi korban dan kehilangan segala keanekaragaman hayati didalamnya, masyarakat sendiri tidak mendapatkan nilai tambah ekonomi, dan Indonesia kehilangan satu lagi identitas flora langkanya di mata dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun