Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Arus Balik Lebih Melelahkan dari Arus Mudik?

5 April 2025   07:00 Diperbarui: 4 April 2025   21:00 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Arus Balik.(KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Di sisi lain, kondisi jalan yang padat juga berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat stres dan kelelahan pengemudi. Mengemudi dalam kondisi macet memerlukan konsentrasi lebih tinggi karena sering kali harus melakukan stop-and-go, yang bisa sangat menguras energi.

Kurangnya Fasilitas Istirahat yang Memadai

Saat arus balik, hampir semua rest area di jalur utama menjadi penuh sesak. Tidak jarang pemudik harus antre panjang hanya untuk ke kamar mandi atau membeli makanan. Rest area yang terlalu padat membuat banyak orang tidak bisa beristirahat dengan cukup sebelum melanjutkan perjalanan.

Kurangnya tempat istirahat yang memadai ini semakin memperparah kelelahan selama perjalanan. Bayangkan setelah menempuh perjalanan belasan jam, kamu ingin berhenti sejenak untuk melepas penat, tetapi tidak ada tempat yang cukup nyaman untuk beristirahat. Alhasil, banyak pemudik yang terpaksa melanjutkan perjalanan meskipun tubuh mereka sudah lelah. Ini tidak hanya meningkatkan risiko kecelakaan, tetapi juga membuat perjalanan terasa semakin menyiksa.

Tingkat Kelelahan yang Lebih Tinggi

Jika saat mudik tubuh masih segar karena baru memulai perjalanan, kondisi fisik saat arus balik jauh lebih terkuras. Selama di kampung halaman, banyak aktivitas yang dilakukan: bersilaturahmi ke rumah saudara, menghadiri berbagai acara keluarga, bahkan mungkin bepergian ke beberapa tempat wisata. Semua ini menyenangkan, tetapi tanpa disadari menguras banyak energi.

Kelelahan fisik ini diperburuk dengan perjalanan panjang yang harus ditempuh kembali ke kota. Ini yang membuat banyak pengemudi merasa jauh lebih lelah saat arus balik dibandingkan saat berangkat. Bahkan bagi yang menggunakan transportasi umum, rasa lelah tetap terasa karena kondisi perjalanan yang kurang nyaman akibat kepadatan penumpang.

Faktor Keselamatan yang Sering Diabaikan

Tingkat kelelahan yang lebih tinggi selama arus balik juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko kecelakaan lalu lintas. Banyak pengemudi yang memaksakan diri untuk tetap mengemudi meskipun tubuh mereka sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

Menurut berbagai penelitian, mengemudi dalam kondisi kelelahan bisa sama berbahayanya dengan mengemudi dalam keadaan mabuk. Refleks menjadi lebih lambat, konsentrasi menurun, dan risiko tertidur saat mengemudi meningkat. Inilah yang menyebabkan banyak kecelakaan terjadi selama arus balik.

Selain itu, kondisi jalan yang padat dan banyaknya kendaraan dengan muatan berat juga menambah risiko kecelakaan. Jika tidak berhati-hati, perjalanan pulang yang seharusnya menjadi momen peralihan menuju rutinitas malah bisa berubah menjadi bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun