Selain itu, penting untuk menyadari bahwa kesempurnaan bukanlah kunci sukses dalam membangun kebiasaan, tetapi konsistensi lah yang paling berperan. Banyak orang menyerah karena mereka merasa gagal ketika melewatkan satu hari tanpa menjalankan kebiasaan yang ingin dibangun. Padahal, satu atau dua kali terlewat bukanlah masalah besar yang terpenting adalah segera kembali ke jalur keesokan harinya.
Charles Duhigg dalam bukunya The Power of Habit menjelaskan bahwa kebiasaan memiliki tiga elemen utama: pemicu (cue), rutinitas (routine), dan hadiah (reward). Jika ingin membangun kebiasaan baru, kamu perlu menetapkan pemicu yang jelas, merancang rutinitas yang mudah diikuti, dan memberikan diri sendiri penghargaan kecil setelah berhasil melakukannya.
Misalnya, jika ingin mulai berolahraga, kamu bisa menetapkan pemicu seperti menaruh sepatu olahraga di dekat tempat tidur. Setelah berolahraga, kamu bisa memberikan diri sendiri penghargaan berupa minuman sehat atau waktu bersantai. Dengan pola ini, otak akan lebih mudah menerima kebiasaan baru dan membuatnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Membangun kebiasaan bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Dengan memahami bagaimana otak bekerja, mengelola motivasi dengan lebih bijak, serta menciptakan lingkungan yang mendukung, kamu bisa membentuk kebiasaan baru yang bertahan dalam jangka panjang.
Alih-alih berfokus pada perubahan besar yang instan, mulailah dengan langkah kecil dan lakukan secara konsisten. Perubahan besar selalu dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan berulang kali.
Jadi, pertanyaannya bukan lagi "Apakah aku bisa membangun kebiasaan baru?" tetapi "Apa langkah pertama yang bisa aku lakukan hari ini?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI