Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Deforestasi Ancaman Nyata bagi Lingkungan dan Masa Depan Kita

16 Februari 2025   09:23 Diperbarui: 16 Februari 2025   09:23 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deforestasi adalah pembukaan lahan dengan sengaja. Deforestasi disebabkan oleh keserakahan manusia dalam membuka dan mengubah lahan hutan.(pixabay.com

Bayangkan sebuah dunia di mana hutan-hutan hijau yang dulu menjadi rumah bagi jutaan spesies kini hanya menyisakan lahan tandus yang gersang. Sungai-sungai yang dulunya jernih dan mengalir deras kini mengering, meninggalkan retakan di tanah yang tak lagi subur. Udara yang segar berganti dengan hawa panas yang menyengat akibat berkurangnya pohon yang mampu menyerap karbon dioksida. Semua itu bukan sekadar imajinasi suram, tetapi kenyataan yang sedang terjadi akibat deforestasi sebuah ancaman besar yang perlahan-lahan menggerogoti bumi.

Dalam beberapa dekade terakhir, tingkat kehilangan hutan semakin meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Menurut data Global Forest Watch, pada tahun 2022 saja dunia kehilangan lebih dari 11 juta hektare tutupan hutan tropis, setara dengan luas negara Portugal. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya dampak deforestasi terhadap lingkungan. Namun, yang lebih mengkhawatirkan bukan hanya hilangnya hutan itu sendiri, tetapi juga dampak ekologis, sosial, dan ekonomi yang ditimbulkan.

Deforestasi Lebih dari Sekadar Penggundulan Hutan

Deforestasi bukan sekadar hilangnya pepohonan dari permukaan bumi. Fenomena ini adalah proses yang jauh lebih kompleks, dipicu oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan kebutuhan manusia akan lahan dan sumber daya alam. Dalam banyak kasus, hutan dikorbankan untuk kepentingan industri, mulai dari perkebunan kelapa sawit, pertambangan, hingga pembangunan infrastruktur.

Di Indonesia, misalnya, ekspansi perkebunan kelapa sawit telah menjadi salah satu penyebab utama deforestasi. Berdasarkan laporan dari World Resources Institute (WRI), lebih dari 50% kehilangan hutan di Kalimantan dan Sumatra dalam dua dekade terakhir terkait langsung dengan ekspansi industri ini. Ironisnya, meskipun industri ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan jauh lebih besar.

Selain itu, illegal logging atau pembalakan liar masih menjadi momok yang sulit dikendalikan. Meskipun pemerintah telah menerapkan berbagai regulasi ketat, praktik penebangan liar tetap marak terjadi, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh aparat penegak hukum. Kayu hasil penebangan ilegal sering kali diperdagangkan di pasar gelap, memperkaya segelintir pihak tetapi merugikan ekosistem yang lebih luas.

Tak hanya itu, kebakaran hutan juga menjadi penyebab utama deforestasi, baik yang terjadi secara alami maupun akibat ulah manusia. Setiap tahun, ribuan hektare hutan di Indonesia, Brasil, dan beberapa negara tropis lainnya musnah akibat kebakaran yang sulit dikendalikan. Banyak di antaranya disebabkan oleh metode tebang dan bakar yang masih digunakan oleh beberapa pelaku industri pertanian. Dampaknya bukan hanya pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat akibat kabut asap yang dihasilkan.

Dampak Deforestasi yang Mengancam Kehidupan

Deforestasi membawa dampak yang lebih luas daripada sekadar hilangnya pohon. Salah satu konsekuensi paling serius adalah perubahan iklim. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami, menyerap sekitar 2,6 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer setiap tahunnya. Ketika hutan ditebang, karbon yang tersimpan dalam batang pohon dan tanah dilepaskan kembali ke atmosfer, mempercepat laju pemanasan global.

Dampak lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Hutan merupakan habitat bagi 80% spesies darat di dunia, mulai dari harimau, orangutan, hingga burung langka yang hanya ditemukan di ekosistem tertentu. Ketika habitat mereka hancur, populasi spesies ini menurun drastis, meningkatkan risiko kepunahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun