Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Esai X Populasi (EXPO)

20 November 2017   22:59 Diperbarui: 7 Januari 2018   07:48 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai kalian yang berotak gemilang,

Cermati ajaran yang tersembunyi di sini...

Di balik selubung bait-bait yang begitu kabur...

Terlewatkan lampau zaman tak sadarkan

Meninggalkan baju zirah tertanggalkan

Berganti baju kemeja menampilkan


Dinasti masa tersembunyi akan memudarkan rasa

Pemusnah raga di dahaga kuasa zaman

Merata tanah populasi merebahkan ironis

Terdatangkan derap langkah modernisasi

Manusia yang membangkitkan reruntuhan bumi

Menggeliat tegak di antara sulur-sulur populasi

Melebatkan takjub padatnya ruang bumi

Tergoyah lagi erangan alam berkontraksi

Semesta manusia menggurita malah mengancam dunia

Di balik evolusi menjangkit untuk era damai

Umat manusia jika tak terkendali,

Seperti wabah, seperti kanker terfungsi...

Kelebihan populasi akan menggilas masa depan

Mengungguli kekuatan bumi menghasilkan alamnya

Penghidupan berlanjut pada manusia anarkis

Hingga untuk kenyamanan, duniawi akan sehatkan tragis

Hidup persaudaraan akan menyusut habis

Populasi global satu variabel tunggal

Penipisan ozon, kurang pasokan, polusi

Bukankanlah penyakit, melainkan gejala

Perlu sedikit pengguna untuk sembuhkan

Penyakitnya adalah kelebihan populasi

Bagai tumor ganas merekah pesat

Sel sehat replikasi tak terkendali

Kesan kompleks menyatu dalam tubuh

Tumbuhnya drastis tunas-tunas jahat melimpah

Picuan kembali pada genderang hukum rimba

Pemusnahan dunia dengan sendirinya

Mengungkapkan monster dalam kita

Kesengsaraan yang luar biasa

Penderitaan yang menyiksa

Inilah gambaran hari esok...

Bertempur hingga mati kesetanan

Badai monster dalam kita kelak

Yang akan memberi makan keturunan kita

Inikah masa depan yang diwariskan

Tepian jurang api penyucian

Menyala-nyala penantiannya di bawah sana

Tertunggu kaki-kaki siap dilahapnya

Adalah aku, sang gerbang pasca manusia

Zaman kesaksian untuk dunia akhir

Padakulah manusia kembali

Inilah neraka sembilan lingkaran

Inilah apa yang akan menanti...

Jangan harapkan pada surga yang hancur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun