Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berikut Kiat-kiat Sederhana, Menahan Diri agar Kemarahan (Destruktif) Tidak Terjadi

4 Maret 2022   10:26 Diperbarui: 5 Maret 2022   13:10 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi marah (Sumber: Freepik via buku.kompas.com)

Dengan cara ini, kita berani memutuskan mata rantai yang membelenggu jiwa pada kemarahan. Saat dekat dengan-Nya, Allah akan membantu kita berubah dan bertumbuh dalam cinta kasih.

Menerima diri. Banyak kerusakan yang disebabkan oleh kemarahan bersumber pada penolakan diri sendiri. 

Kita tidak sanggup menerima diri dengan keadaan yang tidak kita harapkan (tinggi, berkulit putih, berambut lurus, kekar, langsing, dan sebagainya).

Saat tidak mampu menerima diri, saat itu kita mengembangkan kebencian pada diri dan orang lain, terlebih Allah sendiri. Kita akan marah pada Allah karena dicipta tidak sempurna (menurut pandangan kita).

Kita marah pada diris sendiri karena tidak sesuai dengan pandangan mata yang rakus. Kita melihat bahwa harga diri kita jatuh atau runtuh. 

Semakin kita mampu mengakui dan menerima keterbatasan, semakin kita mampu menyingkirkan kemarahan yang merusak. 

Menjadi pembawa berkat. Allah telah menunjukkan berkat-Nya kepada kita. Sebaliknya, kita pun perlu menunjukkan berkat kepada orang lain. Salah satunya adalah menerima kita dengan segala kelemahan dan ketidak-sempurnaan kita.

Demikian kiranya kita menerima orang lain, terlebih diri sendiri. Tidak menjadi marah oleh karenanya. Juga, kita membawa berkat bagi orang lain, bukannya kemarahan dan kekecewaan yang tak beralasan.

Selain menjadi pembawa berkat, kita perlu menjadi pendoa untuk kebutuhan orang lain di sekitar kita. Kita mengembangkan rasa empati yang besar bagi perasaan orang lain. Hal ini akan mencegah api kemarahan kita meletup.

Jika pikiran kita dipenuhi hal yang benar, mulia, adil, suci, santun, dan terhormat, perasaan dan pikiran yang marah akan tidak mendapat tempat dalam diri kita.

Oleh sebab itu sebelum rasa dan ekspresi kemarahan (yang destruktif) menggerogoti diri, alangkah lebih baik dan bijak bila kita bisa mengelola dan menahan diri untuk tidak terpancing marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun