Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berikut Kiat-kiat Sederhana, Menahan Diri agar Kemarahan (Destruktif) Tidak Terjadi

4 Maret 2022   10:26 Diperbarui: 5 Maret 2022   13:10 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi marah (Sumber: Freepik via buku.kompas.com)

Namun, awas jangan terlalu banyak atau sering tertawa tanpa alasan atau sebab, karena kita akan dianggap dalam gangguan jiwa. He he he.

Merawat diri. Poin ini berhubungan dengan kebugaran, kesehatan, dan stamina tubuh. Jika kita tidur, olah raga, makan makanan bergizi secukupnya, dan rekreasi sewajarnya, tubuh kita akan segar. Rasa marah pun akan semakin terkelola dengan baik.

Orang yang sehat jasmani dan psikis, tentu akan mudah mengendalikan rasa marah yang tidak perlu. Untuk itu, kita perlu merawat diri agar stres dan kemarahan bisa terkendali.

Mempelajari pemicu kemarahan. Kemarahan setiap orang bisa muncul dengan pelbagai alasan. Untuk itu, kita perlu memilah hal-hal apa saja yang begitu sensitif dan bisa membangkitkan gejolak diri untuk marah.

Misalnya, orang dengan kepribadian introvert lebih mudah marah jika mendapatkan interupsi dari pihak lain daripada kepribadian ekstrovert.

Akan sangat membantu jika kita bisa mengenali orang, tempat, hal, atau suasana yang dapat memproduksi kemarahan. 

Bila perlu, kita dapat mencatat dan melakukan evaluasi atasnya.

Memang, akan ada saatnya hal-hal tertentu tidak dapat diprediksi dan menyulut api kemarahan kita. Akan tetapi, kita harus mengatasi dan mengelolanya agar kita terbantu menahan diri untuk tidak lekas marah karena hal-hal yang remeh-temeh dan sepele.

Memperbesar Allah (Tuhan)

Cara kedua untuk membebaskan diri dari kemarahan yang destruktif adalah memperbesar dampak dan masukan Allah dalam hidup ini. Artinya, kita menyerahkan diri pada-Nya. Mungkin, poin kedua ini terasa religius. Namun, hal religius pun dapat disatukan dengan hal ilmiah, sosial, dan kesehatan.

Mendekat pada Allah. Kita perlu percaya pada Allah atau Tuhan (seturut kepercayaan masing-masing). Dengan bersama Allah, kita menaruh seluruh hidup, mengakui dosa, dan berkomitmen untuk berubah atau bertobat, termasuk dalam hal kemarahan yang tidak teratur dan merusak cinta kasih sesama.

Allah telah mengampuni kita tanpa batas, walau kita sering berlaku tidak benar di hadapan-Nya. Demikian kita pun harus mengampuni orang, tempat, atau hal yang membuat kita marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun