Mohon tunggu...
Fradilla Dwi
Fradilla Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswi yang gemar menulis tulisan kreatif

Hobi saya menulis cerpen, bernyanyi dan menulis tulisan kreatif lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gaza Palestina

27 Juni 2025   14:34 Diperbarui: 27 Juni 2025   14:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gaza, tanah yang suci

Kini berubah menjadi lautan kehancuran dan tangis air mata yang tiada henti

Kematian demi kematian tereus berlalu.

Perjuangan demi membela tanah milik sendiri, dibalas dengan tetesan darah tiada henti. Dinding Gaza menjadi saksi pembatas hidup dan mati.

Tempat hidup para nabi yang suci, kini telah dikotori oleh para pemusnah yang keji. Darah mengalir, air mata tak kering saksi bisu perjuangan tanpa henti.

Anak-anak Gaza, mata yang besar melihat dunia, dengan penuh impian dengan kenyataan yang sulit dijangkau, Kini berubah menjadi kehampaan yang sulit dimengerti.

Perjuangan demi perjuangan telah dilalui,

Pengorbanan demi pengorbanan telah diberikan, cahaya Gaza kini telah hilang menjadi kobaran asap hitam yang gelap dan sunyi.

Suatu hari nanti, Gaza dapat hidup dalam damai tanpa kekerasan, tanpa rasa takut, hanya cinta dan kasih yang saling menghiasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun