Sekian hari kemudian, ributlah manusia yang melewati jalan tersebut. Jalan baru digunakan - dilewati seminggu, eh...jalan itu sudah hancur. Apa pasal? Pinggir jalan, memang kelihatan dicor semen 20 cm (digali 20 cm untuk menyamarkan), bagian tengah jalan cuma dicor semen setebal 5-9 cm.... Panjang jalan yang mestinya 2 km, cuma dikerjakan 1,3 km. Biaya yang "sekian M" dipakai "sekian tus....tus... uta." Ujung-ujungnya memang cukup dengan kata 'sekian'....
Sebegitu sulitkah menjadi tipe "manusia kopiah"? Atau mungkin hidup kita cuma pura-pura ngopiah? Ah...ah...ah......!!!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!