Mohon tunggu...
fiza nih
fiza nih Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Verifikasi dan Tanggung Jawab Bermedia dalam Perspektif Komunikasi Profetik

14 Oktober 2025   12:43 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembuka

Di era digital hari ini, arus informasi mengalir lebih deras daripada air sungai di musim hujan. Siapa pun bisa menjadi wartawan hanya dengan menekan tombol bagikan. Namun, derasnya arus informasi itu kerap disertai sampah digital berupa hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian. Kita tidak lagi sekadar menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen sekaligus penyebar yang menentukan arah opini publik. Di sinilah pentingnya menghidupkan kembali etika verifikasi atau dalam istilah Qur'ani, tabayyun sebagai dasar moral dalam bermedia.

Tabayyun sebagai Etika Profetik

Prinsip tabayyun berasal dari firman Allah dalam QS. Al-ujurt [49]: 6:

 

 

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."

Ayat ini turun dalam konteks sosial, namun memiliki makna komunikasi yang sangat relevan untuk masyarakat digital. Allah tidak hanya mengajarkan umat Islam untuk berhati-hati menerima berita, tetapi juga menegaskan pentingnya verifikasi informasi sebagai tanggung jawab moral agar tidak menimbulkan kerusakan sosial (fasad al-ijtima'i).

Dalam kerangka komunikasi profetik, konsep tabayyun sejatinya adalah bentuk amar ma'ruf (humanisasi) menjaga martabat manusia agar tidak direndahkan oleh fitnah dan kebohongan, sekaligus nahi al-munkar (liberasi) membebaskan masyarakat dari dominasi informasi palsu yang menyesatkan kesadaran. Sementara itu, sikap hati-hati dan niat tulus dalam menyebarkan informasi merupakan bagian dari tu'minuna billah (transendensi) yakni menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas komunikasi kita. Sebagaimana ditegaskan oleh Kuntowijoyo bahwa ilmu dan tindakan profetik bertujuan "memanusiakan manusia, membebaskan manusia, dan mengembalikannya kepada Tuhan."[1]

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun