Termenung sejenak, tak bisa berkata-kata. Bukan karena dia Tanya siapa ayahnya, bukan karena bertanya apa itu wanita malam. Tapi kalimat itu yang selalu ada dibenaknya. Orang yang banyak dosa akan masuk neraka. "Ya Allah....berapa banyak dosaku...sebanyak buih dilautankah???sebanyak pasir dipantaikah???" bisik wanita itu. Astagfirullah. Baru kali ini dia mengucapkan itu.
***
Keesokan harinya, tetangganya datang ke rumah, dia bertanya kenapa hari ini tak beroperasi seperti biasa. Wanita itu hanya menjawab, kalau dia lagi tak enak badan. Berfikir dan terus berfikir. Apa yang dia cari selama ini. Hanya selembar demi selembar kertas. Dan apa yang dia dapat dari semua itu??? Dosa besar.
Perkataan anaknya yang baru berumur enam tahun itu, perkataan yang keluar dari mulut bocah yang tak mengerti apa-apa, bukan perkataan dari seorang ulama, bukan perkataan dari seorang guru besar. Namun entah kenapa membuat semua berubah total. Dia berniat untuk menghentikan semua ini, semua kesalahan yang dia lakukan selama ini.
Hidayah itu datang melalui anaknya, anak yang tak tahu siapa ayahnya. Anak yang orang bilang sebagai anak wanita malam. Suatu hari, wanita itu bertanya kepada anak semata wayangnya.
"Nak....bunda boleh ikut mengaji"tanya wanita itu. "Bunda, yang mengaji itu anak2 kecil lho...bunda kan sudah tua" kata anaknya.
"Ga papa, bunda hanya ingin bertemu ustadmu" kata ibunya. "ya boleh, nanti aku bilang ke pak ustadnya yah bunda" jawab si anak.
***
Sore hari sekitar pukul 15.30, wanita itu pergi bersama anaknya bertemu ustad ditempat pengajian anaknya. Dia banyak berdiskusi tentang kesalahan2 yang sudah diperbuat selama ini. Apakah masih ada ampunan dari Allah SWT untuknya. Ustad itu berkata "Allah SWT Maha Luas ampunannya, belum terlambat selama nafas masih dirasakan. Berbuatlah kebaikan, hindarkan diri dari larangan-NYA." Kemudian wanita itu bertanya "Apakah Ustad mau membimbingku"?. Kemudian Ustad itu menjawab "Tentu saja".
Hampir setiap minggu wanita itu mendatangi Ustad itu, untuk belajar, belajar apapun yang berhubungan dengan kebaikan termasuk didalamnya belajar mengaji, belajar sholat. Penampilannya pun sudah berubah total. Tak pernah dia lepas dari jilbabnya.
Waktu berlalu, berawal dari berdiskusi, belajar, saling tukar pikiran, akhirnya timbul perasaan lain yang tidak wajar antara mereka. Untuk menghindari zina, Pak ustad yang merupakan guru ngaji anaknya bermaksud untuk melamar wanita itu. Tak peduli latar belakang wanita itu seperti apa. Masa lalu adalah angin, hanya lewat. Patut diambil pelajaran dari semua itu namun bukan untuk di hakimi.