Mohon tunggu...
Fitrotun Nafisah
Fitrotun Nafisah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PGPAUD UNISNU Jepar

Simple dan Berkesan

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Serangan Fajar" Menjadi Penentu Kemenangan dalam Pemilu

3 November 2019   16:29 Diperbarui: 3 November 2019   17:00 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: beritagar.id

Panitia pengawasan pemilu harus ekstra kerja keras untuk mengantisipasi serangan fajar. Harusnya serangan fajar tidak perlu terjadi kedepannya. Kalaupun, masih saja ada caleg yang berani untuk melakukan serangan fajar. Panitia pengawas pemilu harus menindak dengan tegas, tidak hanya "anak buah" bahkan caleg terkait. Terlebih apalagi ada indikasi partai politik terlibat didalamnya.

Namun faktanya, panitia pengawas pemilu di negeri ini masih terlalu lembek dalam menindak para pelaku politik uang. Sangat jarang kita temui bahkan tak pernah, panitia pengawas pemilu berhasil menindak secara tegas pelaku politik uang sampai ke aktor intelektualnya (who is man behind the gun).

Dalam menghadapi serangan fajar. Pasti kita akan teringat oleh kata-kata "Ambil uang, lalu jangan pilih caleg/pemimpinnya!". Harus kita cermati lebih dalam dan serius. Mengambil uang dari caleg, tentu akan membuat politik uang (money politic) tumbuh subur.

Langkah progresif sebagai warga negara seharusnya berkata "Tolak uangnya dan jangan pilih calegnya !" dan "berdikari lah". Sebab dengan prinsip seperti itu warga negara sepantasnya berdikari (berdiri dibawah kaki sendiri) dalam menentukan pilihan. Tanpa, dihantui "perasaan was-was" dengan pemberi uang.

Semoga dengan prinsip demikian. diharapkan warga negara dapat menjadi awal perubahan yang di impikan. Perubahan yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. Karena pada akhirnya, pemimpin yang terbaiklah (bersih dan berintegritas) yang akan menang (primus inter pares).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun