Mohon tunggu...
Fitri Yuliani Handoko
Fitri Yuliani Handoko Mohon Tunggu... Lainnya - Mother, Communication Specialist, Traveler

Saya ibu dari 2 orang anak dan Pekerja di salah satu perusahaan IT terkemuka. Saya suka dengan isu parenting, travelling. hal-hal berkaitan dengan komunikasi dalam pekerjaan, dan juga teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Anak

14 Januari 2021   09:46 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:04 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto caption: Finn penasaran mau masuk tempat cuci piring, kasih aja deh Bund, biar rasa penasarannya hilang dan anak happy | dokpri

Halo Bund, selamat pagi/siang/sore/malam :)

Aku nulis ini sebagai self reminder untuk diriku sendiri juga ya.

Aku ibu dari 2 orang anak laki-laki dengan nama Kenzie (5thn) dan Finn (1,5thn). Saat ini selain menjadi ibu, aku juga sebagai salah satu pekerja di perusahaan yang bergerak dibidang printing and digital services grup Astra.

Dulu sebagai ibu muda yang baru memiliki 1 anak dan ibu pekerja, aku nggak nggeh dan ngga punya banyak pengetahuan kalau 6thn pertama anak itu merupakan masa-masa paling krusial untuk pertumbuhan anak (fisik, mental dll). Ya dulu anakku yang pertama hanya tanya ke ART dan Ibu Mertua aku, "Kenzie udah makan blum? tidurnya cukup ngga? udah pub blum?" itu yang aku tanyain, istilahnya cumen nanyain perkembangan fisiknya.

Disini aku rada menyesal sih ternyata banyak hal lain yang kita sebagai Bunda harus perhatiin ngga hanya pertumbuhan fisiknya anak.

Zaman sekitar 5thn lalu juga informasi seperti Instagram ngga se-massive sekarang dan aku jg ngga seeking information huhu.. Ya intinya aku menyesal lah saat itu..

Kenzie mulai usia 3 tahunan sudah aku sekolahin dan berharap sekolah bisa mengubah banyak si Kenzie tapi ternyata ngga loh Bund.. Kenzie waktu itu masih blum bisa ngomong jelas, masih ngga bisa ungkapkan perasaan dan apa yang dia mau, jadi tantrumnya dia luar biasa panjang.. Di kelas, Kenzie bisa dibilang jadi anak yang ya prestasinya dibawah ya. Iya gimana ngga? karena fondasi dasarnya juga kelewat sehingga untuk bisa sama dengan anak-anak biasa juga susah.

Lalu dengan adanya pandemi corona, ada sisi positif yang aku dapatkan Bund. Pas awal-awal masa pandemi, kantorku masih blum cepat beradaptasi kan dan aku punya waktu untuk cari2 informasi mengenai perkembangan anak sesuai usianya dan aku setuju dengan metode Montessori dari Maria Montessori. filosofinya tuh iya bangeet. 

Dari Wikipedia lagi: Maria Montessori adalah seorang pendidik, ilmuwan, dan dokter berkebangsaan Italia. Ia mengembangkan sebuah metode pendidikan anak-anak dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara harian. Kebebasannya juga ngga sebebas-bebasnya ya Bund tapi tetap ada batasannya. Bunda bisa cek video ini youtube.com.

Intinya Dokter Maria Montessori membuka diri aku bahwa setiap anak ini berbeda, setiap anak ini punya perkembangan yang berbeda, kita sebagai orang tua baiknya mengamati/menganalisa, anak ini sedang tahapan mana ya (ada namanya sensitive period), "Oh Finn lagi suka muter2in tutup botol nih dengan tangan mungilnya", "oh Kenzie lagi suka banget baca buku yang simple", nah kita sebagai orang tua mendukung si anak ini. Nanti setelah anaknya puas dengan kegiatan ini, mereka akan secara mandiri meninggalkan kegiatan itu untuk pilih ke kegiatan lainnya. 

Kalau Bunda merasa, "kok anakku mainnya mobil-mobilan terus, ngga variatif, aku ganti deh mainannya dengan yang lain?", ini ternyata malah ngga bagus Bun, kita mengganggu konsentrasi si anak. Dengan anak itu enjoy dengan apa yang dia mainkan, ini melatih tangan dan fokusnya loh Bund.

Lalu Bund, belajar dari anakku ini, saranku, sampai usia 2 tahun, sebaiknya no screen time Bund, banyakin aktifitas fisik, sensory play dll dengan si anak ya. Dulu Kenzie, aku loss banget, Kenzie banyak nonton youtube (denger2 lagu sih tapi sering banget. huhu) sehingga social interactionnya sangat kurang dibandingkan Jadi aku belajar nih komitmen untuk Finn nitip ke ART juga untuk ajarin ini ini itu.. Weekend atau setelah selesai bekerja, aku sempatin waktu untuk bisa berinteraksi minimal 30 min dengan anak (tanpa gangguan). Kita harus tahan diri untuk ngga main laptop/main handphone atau nonton tv dgn anak, lebih ajak main anak atau bisa baca buku/dongeng. :)

foto caption: ini salah ya Bund, biar ngga nangis makan semangka sambil nonton. (please jangan Bund) | dokpri
foto caption: ini salah ya Bund, biar ngga nangis makan semangka sambil nonton. (please jangan Bund) | dokpri
Aku di-ingatkan juga oleh salah satu dokter Khitan anakku bahwa banyak orangtua salah kaprah. "anak itu sepenuhnya bukan punya orang tua, tapi anak itu titipan Tuhan. Kita sebagai orang tua dapat membangun si anak untuk bisa mandiri, memberikan ilmu dan memberikan apa yang baik untuk si anak. Jadi jangan egois kalau anak itu milik orangtua-nya". Lihat artikel sunat, bisa di artikel ini ya Bund: kompasiana.com/fitriyulianihandoko8378

Semangat ya Bund.. 6thn pertama adalah masa periode emasnya anak, otaknya anak berkembang secara maksimal. Otak anak sudah mulai berkembang semenjak dari janin.

"Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa pertumbuhan otak berlangsung dengan kecepatan yang tinggi dan mencapai proporsi terbesar yakni hamper seluruh dari jumlah sel otak yang normal selama janin berada dalam kandungan seorang ibu. Kemudian berlangsung agak lambat dengan proporsi yang lebih sampai anak berusia 24 bulan. Setelah itu praktis tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru, walaupun proses pematangannya masih berlangsung sampai anak berumur tiga tahun. Sebagian ahli ada yang mengatakanproses pematangan sel-sel neuron tersebut masih dapat berlangsung lebih dari tiga tahun, yakni hingga anak berusia empat atau lima tahun" ambil dari sumber di internet ya Bund.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun