Mohon tunggu...
Fitri Nb
Fitri Nb Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN yang ingin punya passion menulis\r\n\r\ntulisan disini juga ada di blogku\r\nhttp://fitri-nb.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Hati yang Tersakiti

30 Juli 2018   20:03 Diperbarui: 30 Juli 2018   20:11 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ukuran dekat? Sebenarnya setiap hal punya ukuran, termasuk dekat. Dekat  di jarak ataupun dekat di hati. Secara pribadi, dekat dengan jarak tergantung dengan apa yang kita pakai untuk mendekat : berjalan kaki, bersepeda, atau berpesawat. Namun dekat di hati (menurutku) adalah ketika setiap saat kita selalu memikirkannya. Hati kita bergetar saat mendengar namanya disebut, da ingin selalu bercakap dengannya.

Poinnya, ketika rasa sayang /cinta itu mendekatkan kita pada Allah:

1. Kita akan selalu mengingat Allah dalam situasi dan kondisi apapun.

2. Apa-apa yang kita lihat dan kita rasakan, selalu kita hubungkan pada Allah.

3. Ibadah kita menjadi lebih banyak, yang biasanya baca qur'an sehari 2 halaman, jadi 8 halaman. Sholat dhuha dan tahajud istiqomah. Terlebih sholat fardhu dengan kesunahannya.

4. Hati dan jiwa kita tenang, karena semua sudah digantungkan pada Allah.

Namun ketika rasa sayang /cinta itu TIDAK menunjukkan tanda-tanda di atas, bahkan membuat kita larut dengan rasa dan mengesampingkan kemesraan kita dengan Allah, maaf saja "bismillah selamat tinggal". 

Untuk apa mempertahankan hal - hal yang membuat galau, sedih, stres, frustrasi, sakit, terlebih melupakan kedekatan kita pada Allah? Bahkan orang yang kita pertahankan tak peduli pada kita. Udah terus perbaiki diri saja.

Lebih baik berdamai dengan diri sendiri, dan melepaskan apa pun yang menjerat kita menuju jalan-Nya.

Oh iya, tentang sepotong hati yang baru.

Menurutku, percuma saja hati kita yang patah diobati dengan sepotong hati yang baru, karena akhirnya toh akan menyakiti juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun