Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tolong, Berikan Saya Makan Malam Cerpen!

13 Maret 2018   22:40 Diperbarui: 13 Maret 2018   22:52 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.todayifoundout.com

"Jadi, beginilah cara begundal-begundal ini menuliskan karya mereka," gumam Viktor kepada dirinya sendiri. Ia membolak-balikkan surat kabar yang sedang dibacanya. Setumpuk surat kabar lainnya berserakan di atas meja kerjanya yang mengilap. Hari masih pagi, tetapi ia sudah menyekap dirinya dalam ruang baca yang dijejali buku-buku. 

"Borya... Borya!" Viktor berseru memanggil pelayan laki-lakinya. Suara langkah-langkah cepat terdengar mendekati ruang baca. Pintu diketuk, lalu terbuka. Seorang pemuda dengan sikap ragu-ragu melongok dan melangkah masuk.

"Ya, Tuan?"

"Hidangkan sarapan saya sekarang. Lekaslah! Ah... begundal-begundal ini benar-benar membuat saya pusing!" Viktor mulai mengomel. "Kamu harus bersyukur dengan pekerjaanmu. Belakangan ini, semakin sulit menemukan cerpen bermutu. Sama sulitnya dengan mencarikan seorang gadis baik untukmu di kota ini!"

Pipi Borya bersemu ketika mendengar kata "gadis baik". Ia tahu pasti, tuannya membenci gadis cekikikan dengan baju terbuka dan mabuk vodka dalam pesta-pesta. Namun, Borya berpura-pura tidak tahu dan berkata, "Mmm... saya tak mengerti, Tuan. Cerpen bermutu? Gadis baik?"

"Ah... Borya yang malang. Kamu harus membaca semua surat kabar ini. Sudah saya katakan padamu, kamu harus rajin membaca agar pikiranmu dipenuhi hal-hal yang berguna. Kamu benar-benar payah!"

"Bukannya saya tidak mau, Tuan. Sejujurnya... saya kesulitan memahami bahasa berita-berita itu," elak Borya malu-malu.

"Cerpen, Borya. Kita sedang membicarakan sebuah cerita yang akan saya kritik hari ini. Sungguh sial, saya belum menemukan satu cerita pun."

"Satu pun?" tanya Borya. Pemuda itu lalu melihat ke arah tumpukan surat kabar di meja tuannya.

"Ya, saya belum menemukannya," tegas Viktor. "Sementara saya terus mencarinya, tolong bawakan sarapan saya kemari."

"Baik, Tuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun