Selanjutnya, uji klinis M72 fase III untuk menilai kemanjuran kandidat vaksin di antara partisipan dalam mencegah perkembangan dari infeksi TB laten menjadi TB paru dengan lingkup geografis yang lebih luas.Â
Pada fase tersebut sekaligus meneliti kecocokan respons vaksin terhadap genetika partisipan dari negara-negara yang jadi lokasi uji klinis. Respons yang terjadi bisa saja berbeda, bahkan mungkin tidak cocok.
Jadi 'game changer' melawan tuberkulosis
Kemajuan uji klinis vaksin TB M72/AS01E yang telah mencapai fase III patut diacungi jempol. Kandidat vaksin TB M72 bisa dikatakan sebagai pelopor terdepan yang dikembangkan saat ini.
Tak hanya M72/AS01E, ada kandidat vaksin TB lainnya dalam lini pengembangan klinis. Berdasarkan laporan Global Tuberculosis Report 2024, hingga Agustus 2024 terdapat 15 kandidat vaksin TB yang masuk tahap uji klinis.
Jika vaksin TB M72 lolos uji klinis fase III dan dapat sinyal hijau untuk diproduksi, maka Indonesia sebagai salah satu lokasi uji klinis punya peluang besar untuk memanfaatkannya. Pertama, Indonesia masuk jajaran pertama atau kalimat sederhananya, 'kelompok satu' untuk menggunakannya.Â
Kita ingat saat awal pandemi Covid-19, hampir semua negara di dunia berlomba-lomba mendapatkan vaksin. Sebuah renungan, 'bahkan mendapatkan vaksin saja, kita harus antre.'
Kedua, akses transfer teknologi. Indonesia bisa memeroleh akses transfer teknologi vaksin TB M72 sehingga akan semakin memperkuat kapasitas Indonesia dalam pembuatan vaksin.
Ketiga, meningkatkan kemandirian memproduksi vaksin TB terbaru. Indonesia dapat mandiri memproduksi vaksin TB terbaru di dalam negeri sendiri.Â
Keempat, penggunaan vaksin TB terbaru berpeluang dimasukkan ke dalam program nasional pencegahan TB untuk remaja dan dewasa. Upaya ini dapat mengurangi penularan, angka kesakitan, dan kematian akibat tuberkulosis.
Kandidat vaksin TB M72 menjadi terobosan besar bagi dunia kesehatan global atau istilah kerennya, 'game changer' melawan TB. Inovasi ini juga dapat membantu Indonesia mencapai target eliminasi tuberkulosis pada 2030.Â
Ibarat siap berperang, kita butuh amunisi ter-update untuk menghadapi musuh si bakteri tuberkulosis.