Mohon tunggu...
Fitria Ratnawati Education
Fitria Ratnawati Education Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Lulusan S1 di Fakultas Keguaruan dan Ilmu Pendidikan . Memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan. Profesional yang berorientasi pada tujuan untuk mengejar perubahan jangka panjang dalam bidang digital education. Mencintai kedinamisan yang serius akan segala perubahan dan mengajak semua lapisan untuk terus bersinergi membengun peradaban dimulai dari perubahan diri

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kuliner Legendaris Khas Gayo Lues

16 September 2022   09:43 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:12 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia terkenal dengan keberagaman suku dan adatnya. Dari ujung barat hingga ujung timur, terlihat perbedaan baik yang kontras maupun halus pada setiap kehidupan bermasyarakatnya. Bahkan untuk berada di dalam satu provinsi pun, perbedaan itu tetap dapat ditemukan.

Salah satunya bisa ditemukan di Provinsi Aceh yang berada di daerah dataran tingginya. Di Aceh, kita mengenal tentang suku Gayo.

Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh, yang secara mayoritas terdapat di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara mayoritas masyarakatnya beragama Islam.

Gayo merupakan salah satu etnis yang mendiami Dataran Tinggi Gayo, tepatnya berada di wilayah tengah Provinsi Aceh. Suku yang tergolong dalam ras Proto Melayu (Melayu Tua) ini diperkirakan berasal dari India dan mulai datang ke Tanah Gayo sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi.

Tak hanya menyimpan segudang wisata alam yang indah, Gayo juga memiliki ragam sajian khas yang lezat dan unik. Hal ini tentunya jarang sekali bisa ditemukan di kawasan lain. Nah, berikut ini adalah salah satu makanan khas Gayo yang paling digemari di keluarga saya.

Meskipun kami bukan suku asli Gayo namun kami sangat menjunjung tinggi budaya khas daerah ini. Makanan khas yang kami sukai ini sangat luar biasa lezatnya.

Bermula dari menghadiri acara pesta pernikahan anak sejawat suami, pada saat itu kami disuguhkan berbagai hidangan jamuan para tamu. Saya melihat ada banyak hidangan tersaji di depan mata, namun beberapa yang menarik perhatian saya adalah hidangan ikan emas yang menggugah selera. Sebenarnya saat itu saya tak dapat lagi menahan godaan untuk mencicipi hidangan tersebut tetapi sebagai seorang tamu saya harus memiliki etika dan sopan santun, dengan sabar saya menunggu.

Ketika semua sudah mulai menyantap saya pun mulai mengambil hidangan tersebut dan mencicipinya sedikit, luar biasa hati saya bagaikan terlonjat begitu merasakan rasa masakan tersebut. Rasanya luar biasa lezat dengan tekstur daging yang lembut serta rasa bumbunya yang meresap ke daging membuat siapapun yang memakan hidangan tersebut tidak mau berhenti memakannya.

Sejak saat itu saya mencari tahu bagaimana cara memasaknya. Tak cukup hanya menyiapkan bahannya saja saya pun memboyong seorang ibu yang bisa mengajarkan saya bagaimana memasak hidangan tersebut selezat dan senikmat masakan aslinya.

Alhasil kini saya sudah dapat memasak masakan tersebut sesuai dengan rasa yang saya makan saat pertama kalinya. Alhamdulillah suami dan anak-anak sangat menyukai masakan tersebut. Masakan tersebut bernama pengat.

Pengat adalah sebuah masakan khas masyarakat Gayo. Bentuk makanan ini lebih mirip dengan pepes dan dimasak tidak menggunakan daun, melainkan dimasak seperti pembuatan gulai tetapi dimasak hingga tidak berkuah. Pengat biasanya dibuat dari berbagai jenis ikan, khususnya ikan yang digunakan oleh masyarakat Gayo seperti ikan bawal hitam ataupun merah dan ikan Depik (Rasbora Tawarensis)

Pengat mempunyai ciri khas dengan keasaman rasanya. Campuran antara air jeruk dan sedikit asam sunti dapat menghasilkan cita rasa yang khas. Jenis makanan ini dibuat tidak berkuah, dipastikan ikan benar-benar matang dan bercampur dengan bumbu. Biasanya memerlukan waktu 1 hingga 2 jam untuk membuatnya. Pengat Gayo biasanya menjadi ciri khas ketika ada acara-acara tertentu seperti Mangan murom atau makan bersama, pesta perkawinan dan penerimaan tamu agung.

Ikan Bawal adalah salah satu favorit ibu rumah tangga di Gayo untuk dijadikan Pengat, hal ini disebabkan dagingnya terbilang banyak dan tekstur juga cocok untuk dijadikan pengat.

Masakan pengat ini begitu favorit di keluarga saya, suami dan anak-anak sangat suka pengat karena rasanya begitu nikmat, hanya saja di keluarga saya lebih memilih ikan emas atau mujair untuk pilihan ikan yang akan di pengat, sebab memiliki aroma pengat yang khas sesuai selera keluarga.

Adapun Bahan-bahan untuk pembuatan ikan pengat sangat mudah didapat. Bahan-bahannya adalah sebagai berikut.

Bahan-bahan ini untuk hidangan  8 porsi

  • 1 kg ikan mas (kalau bisa yang sekilo 1 atau 2 ikan) atau mujair yang sedang
  • 1 ikat kecil Kacang panjang (bisa juga diganti degan kacang koro)
  • 1 genggam Daun ruku-ruku
  • 1 buah Kecombrang
  • Andaliman secukupnya (bisa di skip)
  • 2 buah Jeruk nipis
  • Garam secukupnya
  • 500 ml Air (ditambahi juga boleh)

  • Bumbu halus:
  • 10 buah cabai merah keriting
  • 3 buah cabai rawit (jika suka pedas)
  • 10 siung kecil bawang merah
  • 2 cm kunyit
  • 2 buah kemiri

Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut.

  • Bersihkan ikan. Cuci ikan dengan garam dan jeruk nipis, kemudian buang airnya (supaya amis ikan hilang). Ulangi memberikan garam & jeruk nipis pada ikan tapi jangan dicuci lalu diamkan selama 10 menit.
  • Blender semua bumbu sampai benar-benar halus.
  • Tata kacang panjang pertama kali di kuali supaya ikan tidak gosong (kalau mau lebih khas & rasa lebih enak, pakai kuali yg terbuat dari tanah liat) tata ikannya lalu siram bumbu halus, tambah kan air, garam secukupnya, Kemudian masak dengan api sedang.
  • Setelah kira-kira pengat sudah setengah matang koreksi rasa, bagi yg suka rasa asam pedas, bisa menambahkankan 1 perasan jeruk nipis lagi. Kemudian masukkan daun ruku-ruku. Tunggu sampai kuah mengering.

Nah itu dia masakan khas Gayo yang paling disukai di keluarga saya, semoga semua yang membaca juga bisa menikmati hidangan khas Gayo yang satu ini. 

Selamat mencoba ya.

Bionarasi

Fitria Ratnawati, S.Pd., Gr.

Lahir di Aceh Utara tepatnya di Desa Batuphat Timur pada tanggal 13 Desember 1981. Menikah pada tahun 2000 dengan seorang anggota TNI-AD bernama Raden Mahmud. Tinggal di Gayo Lues Aceh.

Prestasi yang telah diraih adalah pernah menjadi juara 1 dalam ajang Cipta Puisi di Festival Sastra Indonesia tahun 2020, menjadi penulis terbaik dalam ajang Quotes Indonesia Tahun 2020.

Memiliki buku solo berjudul Menjadi Orang Beruntung Tahun 2020, Kisah Kasih dan Takdir Tahun 2020, Gayo Sang Pemikat Tahun 2020. Antologi Puisi "Gemercik Asa Kehidupan" Tahun 2021

Beberapa Buku Antologi Puisi dan Cerpen berjudul Paling Berharga, Nada Cinta, The Magic of Inspiration, The Power of Silaturahmi in Writing, Kasih sayang Guru Kunci Sukses Seorang Siswa, Sejuta Pesona Nusantara, Senarai Nama Terkasih, Danau Aksara, Menggenggam Cita-Cita, Simphoni Harapan, Selagi Ada Mimpi, Saat-Saat Bersama, I Am You, Danau Aksara, Antologi Puisi Mengenggam Cita-Cita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun