Mohon tunggu...
ef fattah
ef fattah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Sepanjang Hayat

https://linktr.ee/effattah

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

G20: Women Grow Stronger Together

31 Juli 2022   21:33 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:40 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Recover Together,Recover Stronger".Itulah tema yang di usung oleh Indonesia sebagai presidensi G20 pada tahun 2022.Beberapa diantara kita mungkin berfikir bahwa forum internasional ini tidak lebih dari sekedar ajang ngumpul-ngumpul casual para eksekutif negara yang diadakan setahun sekali sebagai ajang pengakraban kepentingan yang dimana hasil "ngopi-ngopi" tersebut akan menciptakan sebuah wacana menguntungkan terbatas hanya kepada mereka yang berkuasa.Jika banyolan ini dipercayai sebagai suatu kebenaran,maka bisa dipastikan Indonesia akan mengalami pelambatan dalam pemulihan ekonominya.Kenapa?Karena G20 ini sebenarnya adalah sebuah harapan.

Bermula dari tahun 1999 semenjak G20 untuk pertama kalinya dibentuk atas inisiasi dari G7.Krisis moneter yang melanda kawasan Asia,Rusia,dan Amerika Latin di tahun 1998 menyadarkan negara-negara maju yang tergabung dalam Group of Seven (G7) bahwa kedigdayaan dan keadikuasaan mereka tidak akan menghasilkan tata kelola keuangan global yang mapan tanpa melibatkan negara berkembang. Untuk mencapai pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang,dan inklusif,konsolidasi dari kedua negara mutlak dibutuhkan.Lantas apa yang diharapkan Indonesia sebagai tuan rumah dalam pertemuan ini?

Perlu diketahui bahwa diskusi dan pembahasan dalam forum G20 ini tidak terbatas hanya pada isu keuangan saja (Finance track).Lingkungan,pariwisata,energi berkelanjutan.kesehatan dan pemberdayaan perempuan adalah sebagian dari isu-isu  diluar keuangan yang masuk dalam arus sherpa track dan akan dibahas secara lebih dalam dan mendetail oleh delegasi-delegasi dari masing-masing negara anggota.Women 20 (W20) adalah salah satu engagement group dalam G20 dimana forum ini akan fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan perempuan seperti kesetaraan gender,pertumbuhan inklusif,dan kerja sama perempuan di sektor ekonomi internasional.

W2O sendiri telah dibentuk pada tahun 2015 atas dasar kesadaran para pemimpin negara anggota G20 bahwa pentingnya partisipasi perempuan terutama dalam pembangunan ekonomi global.Dalam skala nasional kita mengetahui bahwa salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah keberadaan UMKM.Dengan jumlahnya yang begitu banyak dan tersebar dari pelosok terpencil pedesaan sampai di perkotaan,kita bisa melihat peluang terbuka lebarnya lapangan pekerjaan di Indonesia.Berdasarkan informasi dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM),dari keseluruhan total angkatan kerja yang ada pada tahun 2020,UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yaitu sekitar 97%.

Kabar baiknya adalah backbone perekonomian nasional kita yang ditopang oleh keberadaan UMKM banyak didominasi oleh wanita.Dari 65 juta UMKM yang terdaftar,sekitar 64,5 persennya dimiliki oleh wanita.Di tahun 2020,mereka berkontribusi sebesar Rp 8.500 triliun atau setara dengan 61,97% dari total PDB Indonesia.Dengan melihat fakta ini,rasanya tidak masuk akal jika kaum perempuan tidak dilibatkan dalam proses pemulihan aktivitas ekonomi nasional.

Bukan hanya UMKM,industri pariwisata juga banyak didominasi oleh perempuan.Kabar gembira karena rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang.Dari sisi pariwisata,Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif menyebut gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta-3,6 juta dan juga 600 ribu-700 ribu lapangan kerja baru.

Industri yang mengalami goncangan kuat ketika pandemi melanda banyak ditopang oleh para pekerja perempuan seperti kesehatan,pendidikan,penyediaan akomodasi dan makan minum serta layanan jasa lainnya,Rata-rata upah yang dihasilkan pada lapangan kerja tersebut berbeda antara pekerja laki-laki dan perempuan.Lapangan kerja yang lebih maskulin seperti konstruksi,transportasi dan pergudangan,pengadaan listrik dan gas,real estate,menempatkan perempuan dalam posisi upah rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.Adanya kesenjangan upah/gaji yang diterima antara laki-laki dan perempuan ini merefleksikan penghargaan terhadap kerja perempuan masih dilihat subordinat dibandingkan laki-laki.Indonesia harus senantiasa mengingat bahwa perempuan mempunyai dampak yang besar terhadap pemulihan dari pandemi dan krisis ekonomi di mana 60% dari produk domestik bruto (PDB) bergantung kepada mereka.Di saat pandemi, banyak diantara pengusaha perempuan yang mengalami kebangkrutan akibat keterbatasan keuangan (ILO, 2020).Sebagai Presidensi G20,saatnya Indonesia menunjukkan kepada dunia komitmennya untuk mengurangi kesenjangan gender melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.

Women Together

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang saling berempati dan saling mendukung,namun disaat yang sama saling mengkritik dan saling menjatuhkan.Sepertinya anak muda kita baik laki-laki dan perempuan memaknainya secara semborono. "Kalian harus mempunyai daya saing yang tinggi agar bisa bertahan."Adakah yang perlu dikoreksi dari kalimat itu?Apakah sebaiknya kita mengganti daya saing menjadi daya juang?

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan frasa tersebut.Daya saing tinggi yang ditimbulkan oleh lingkungan kompetitif yang sehat akan melahirkan inovasi baru.Itulah makna positif yang kita harapkan dari kata "saing."Sedikit problematik memang karena persaingan identik dengan pertarungan.Sementara pertarungan akan mendorong seseorang untuk bertahan atau menyerang.Bahkan kadang kita menggabungkan keduanya sebagai strategi untuk menjatuhkan lawan.Tergantung seberapa akurat penilaian kita terhadap kekuatan lawan.Kita sadar bahwa perang yang menimbulkan kerusakan materil itu tidak efisien dan berisik.Tapi mau bagaimana lagi jika senjata kami,para wanita hanyalah suara?Mau bilang berisik?

Dampak pandemi terhadap perekonomian tidak hanya terjadi pada perempuan tetapi juga pada laki-laki, namun perempuan lebih rentan terhadap goncangan ekonomi karena mereka memiliki pendapatan yang rendah, tabungan yang rendah, dan cenderung tidak memiliki proteksi yang memadai akibat statusnya yang mayoritas sebagai tenaga kerja informal (ILO, 2020; UN, 2020).Rivera, Hsu, & Esbr (2020) COVID-19 berdampak pada setiap orang, namun perempuan dan anak perempuan menghadapi dampak yang lebih spesifik akibat stereotype, norma sosial dan perbedaan power relation antarkeduanya.Berdasarkan kajian International Finance Corporation (IFC), 80 persen dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan memiliki kebutuhan kredit dan tidak terlayani atau kurang terlayani dengan baik.Hal ini menyebabkan ketimpangan pendanaan hingga miliaran dolar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun