Mohon tunggu...
Fitri Alfia Ardi
Fitri Alfia Ardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pascasarjana

Nganjuk pada bulan Januari, 23 tahun lalu...

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ujian Lisan, Ujian Paling Mengesankan Sekaligus Sarana Self Improve

17 September 2021   09:39 Diperbarui: 17 September 2021   09:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ujian lisan??? Siapa yang tidak langsung gemetar mendengar kata tersebut. Sebagian besar pelajar/mahasiswa akan menolak ketika diberi tawaran untuk memilih ujian lisan. Memang terkadang ujian lisan memerlukan energi lebih dari pada ujian tertulis. Namun siapa sangka bahwa ujian lisan memiliki banyak manfaat bagi perkembangan peserta didik.

Sebagian pengajar, dalam hal ini dosen telah menerapkan metode ini dalam program perkuliahannya. Namun tiap dosen memiliki cara yang berbeda dalam menerapkannya. Dalam perkuliahan, ujian biasanya diadakan dua kali dalam satu semester, yaitu pada tengah semester dan akhir semester. Sehingga cara-cara yang sering diterapkan adalah

Yang pertama, memberikan ujian tertulis pada tengah semester dan ujian lisan pada akhir semester. Dan yang kedua adalah memberikan ujian lisan baik pada tengah semester maupun akhir semester.

Dari semua dosen yang pernah mengajar kelas kami, ada beberapa dosen yang menerapkan ujian lisan. Beliau biasanya memberikan beberapa soal untuk dikerjakan di kertas lembar jawaban. Kemudian dari beberapa nomor tersebut akan ada yang keluar untuk ujian lisan. Jadi mau tidak mau mahasiswa harus membaca, meringkas, menulis, dan menghafal.

Cara ini terlihat efektif untuk mengaktifkan kemampuan dan kreativitas mahasiswa serta materi yang telah dipelajari akan lebih lama tersimpan di dalam otak.

Kemudian dalam ujian lisan mahasiswa dituntut untuk bisa menyampaikan atau mengutarakan jawaban yang telah ia pelajari sebelumnya. Mungkin bagian ini yang menjadi momok bagi mahasiswa ketika ujian lisan, karena tidak semua mahasiswa mampu mengemukakan pikirannya secara lisan, terlebih dalam keadaan yang mungkin membuatnya merasa nervous.

Setidaknya ada beberapa cara untuk mengatasi keadaan demikian. 

Yang pertama, pahami materinya. Mahasiswa harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang akan diujikan. Dan sebisa mungkin mahasiswa harus mencari sendiri jawaban (bila menyalin jawaban teman bisa jadi pemahaman terhadap apa yang ditulis tidak maksimal).

Kedua, berlatih berbicara. Berdasarkan pengamatan di kelas, banyak mahasiswa yang terbata-bata bahkan kehilangan kata-kata ketika akan memaparkan apa yang telah ia pelajari. Ini sangat wajar. Yang perlu dilakukan adalah terus berlatih berbicara, entah berbicara sendiri, di depan cermin, atau dengan teman. Cara lain yang sangat efektif adalah memaksimalkan kesempatan berbicara ketika melakukan persentasi di hari-hari biasa perkuliahan. Setidaknya ketika persentasi mahasiswa masih menghadapi sesama mahasiswa, hingga nantinya ketika menghadap dosen ia akan lebih siap.

Ketiga, memahami materi dengan bahasa sendiri. Terkadang jawaban yang kita dapatkan masih berupa bahasa baku persis dalam buku. Oleh karena itu, mahasiswa sebaiknya memahami materi tersebut dengan gaya bahasanya sendiri. 

Keempat, membiasakan diri dengan sistem pengajaran. Setiap dosen memiliki gayanya masing-masing dalam mengajar, sehingga mahasiswa setidaknya dapat memahami dan nantinya dapat merasa lebih nyaman ketika harus ujian lisan dengan dosen pengampu mata kuliah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun