Mohon tunggu...
Fitrah Ilhami
Fitrah Ilhami Mohon Tunggu... Musisi - Penulis buku, personil nasyid Fatwa Voice, seorang guru

Penulis buku, personil nasyid Fatwa Voice, guru, dengan situs blog: fitrahilhamidi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Elang, Khabib Nurmagomedov

13 Oktober 2018   06:13 Diperbarui: 13 Oktober 2018   07:29 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Let's talk! Ayo bicara! Hah?"

Sambil mendaratkan pukulan bertubi-tubi pada rusuk dan wajah lawannya, lelaki itu terus berkata. Sang lawan tak kuasa menghindari pukulan keras itu.

Smash!

Satu pukulan mendarat lagi ke mata sebelah kiri. Membuat darah mengalir dari kulit di bawah mata. Terdengar gemuruh di tribun penonton.

"Let's talk!"

Lelaki itu masih beringas menghujamkan bogem mentah. Tak peduli lawannya nampak kesakitan karena ditindih, nafasnya pun terdengar tersengal-sengal.

Teng!

"Stop. Stop, guys. Back to corner." Wasit memisahkan dua juara itu.

"Let's talk!" Lelaki yang mendominasi pertarungan dari ronde pertama, menatap lawannya yang sudah sempoyongan.

Yang diajak bicara hanya menjawab lemah, "It just a business. Ini cuma sekedar bisnis, Kawan."

Petarung yang berjuluk 'Sang Elang' itu nampak kembali ingin menimpali ucapan lawannya, hanya saja wasit sudah mendorongnya agar kembali ke sudut ring, istirahat sejenak untuk melanjutkan ronde ke empat.

Itulah cuplikan video pertarungan Khabib Nurmagomedov melawan Connor McGregor pada UFC 229 yang kulihat lewat youtube.

Perangai Khabib saat itu sungguh berbeda dengan Khabib yang kuketahui selama ini.  Dia yang sebelumnya selalu santun dan penuh respek terhadap lawan-lawannya, begitu emosional kala melawan Connor.

Bahkan pada ronde ke-empat, ketika mengandaskan perlawanan rivalnya lewat teknik cekikan, Khabib terlihat sangat marah. Sebenarnya Connor sudah memberi isyarat menyerah dua kali dengan menepuk lengan Khabib. Hanya saja, pada isyarat pertama Khabib masih tak mau melepas cekikannya. Sang Elang baru melepas cekikan ketika Connor  memberi isyarat menyerah pada kedua kali, itu pun karena wasit yang terpaksa melepas cengkraman Khabib di leher Connor.

Setelah dinyatakan menang, keberingasan Khabib ternyata belum berhenti. Ia menatap tajam si lawan yang duduk terkulai di sisi ring, sambil mengatakan sesuatu.  Sang lawan tak mau balas menatap Khabib. Dan entah kenapa, Khabib  lantas berjalan ke arah official team Connor McGregor, menunjuk satu orang, dan melemparnya menggunakan pelindung gigi.

Dan akhirnya sama kita ketahui, meski sudah dihalangi pihak keamanan, Khabib menyerang seorang official tim lawan dengan melompati oktagon.

Ini bukan Khabib yang selama ini dikenal. Dia tak pernah seemosional seperti itu sebelumnya.  Bahkan, jejak digital membuktikan, selama 10 tahun bertarung di UFC (Ultimate Fighting Championship), Khabib sangat respek pada semua lawan. Ketika meng-KO lawan, ia akan memeluk lawannya sambil meminta maaf. Persaingan, baginya, hanya sebatas di ring. Setelah itu ia tunjukkan sportivitas.

Jika begitu, pasti ada alasan mengapa Khabib tak bisa mengontrol diri tatkala berhadapan dengan Gregor.

Untuk mendapatkan jawaban itu, kita harus mundur ke hari-hari sebelum pertandingan itu berlangsung. Menyimak dengan cermat apa yang dilakukan dan diucapkan oleh Connor McGregor kepada Khabib.

Api itu dikobarkan pertama kali oleh Connor McGregor pada konferensi pers pertama. Berada satu sisi dengan Khabib, meski duduknya terpisah cukup jauh, Connor mulai memprovokasi Khabib,

"Dia cuma anak desa bajing*n," ucap pertarung bebas asal Irlandia tersebut sambil menunjuk calon lawannya, "Dulu dia pernah membeli kaosku. Kau masih ingat itu kepar*t? Hey, anak desa! Kau ingat itu?"

Memang di sosial media pernah tersebar foto Khabib yang pernah berpose bersama Mc Gregor. Bisa jadi dulu Khabib mengagumi gaya tarung Connor. Sebab saat Khabib belum dikenal, Connor McGregor sudah jadi juara dunia UFC.

Khabib mengambil mic, kemudian berkata, "Dia bicara seperti orang yang suka mabuk. Dan cara terbaik menghadapi orang seperti ini adalah dengan meninggalkannya."

Mc Gregor tak terima, "Dasar tikus Dagestan."

Dagestan yang dimaksud adalah negara pecahan Uni Soviet, tempat tinggal keluarga Khabib.

Pada konferensi pers selanjutnya perlakuan Connor lebih liar lagi...

Berawal dari seorang wartawan, yang mengatakan,

"Assalamualaikum Khabib. Dan selamat untuk Tuan Connor McGregor yang telah mendapat sponsor baru *** (menyebutkan merk minuman keras asal Irlandia)."

Saat Connor menjawab, "Thank you." Saat itulah Khabib berkata pada si wartawan,

"Hey, Anda tidak bisa menggabungkan ucapan Assalamualaikum dengan merk bir."

Connor, yang ketika itu duduk dengan meletakkan kedua kakinya di atas meja, lantas berseru,

"Huuu... Kau mempermasalahkan ucapan assalamualaikum wa alalah dengan sponsorku. Diam kau keparat!"

Khabib memang terkenal tak segan menunjukkan identitas keIslamannya pada khalayak ramai. Setelah bertanding, ia tak canggung bersujud syukur. Bahkan ketika diwawancara oleh announcer UFC, Joe Regan, Khabib selalu memulai jawabannya dengan kalimat, "Alhamdulillah."

Khabib memang berbeda dengan petarung UFC lainnya. Saat petarung lain sering memamerkan gaya hidup hedonis di sosial media, clubing, pamer pesta minum-minuman keras, foto bareng perempuan, Sang Elang lebih suka memposting sebaliknya.

Di instagramnya, Khabib memposting video saat ia sholat, atau memamerkan foto selfie memakai baju ihrom di depan Ka'bah saat ia umroh. Pernah juga dia mempost video saat seorang anak Rusia yang ingin minta foto bareng, Khabib mengiyakan asal si anak mau membaca Al-Qur'an. Anak itu menyanggupi, kemudian membaca surat Al-Waqiah dengan suara yang merdu. Benar-benar merdu. MasyaAllah.

Dan sisi inilah yang ingin dicungkil oleh Connor McGregor. Sisi paling sensitif bagi seorang Muslim untuk dijadikan candaan, apalagi bahan penghinaan: ajaran Agama.

Connor kemudian menuangkan bir ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Khabib,

"Minumlah. Selamat ulang tahun."

Khabib menjawab santai, "Aku tidak minum."

"Mengapa kamu tidak minum?"

"Aku tidak minum."

"Mengapa kamu tidak mau minum, Bajingan?"

"Aku tak akan pernah minum minuman keras."

"Dasar pengecut," Connor berteriak.

Khabib masih santai berucap, "Saya heran dengannya. Apa dia (Connor) mengira kalau bir itu akan menolongnya di ring nanti? Aku tak paham."

"Shut up fucking muslim's rat!" Kasar sekali ucapan Connor saat itu.

Khabib tetap tenang, ia seolah ingin menunjukkan bahwa beginilah prinsip seorang muslim. Sebenarnya Khabib berkali-kali ditawari perusahaan minuman keras untuk menjadi sponsor resmi, tapi ia tolak dengan alasan,

"Disponsori perusahaan minuman keras memang akan mendatangkan banyak uang. Tapi jika menerimanya, aku akan memberikan contoh yang buruk terhadap generasi mendatang."

Connor McGregor memang sering melakukan intimidasi seperti itu kepada para calon lawan. Ia tak akan segan mengatai lawannya dengan kalimat tak pantas semisal, "Tikus, monyet, keparat dan Bajingan." Bahkan dia mengolok topi Papakha, wig berbentuk rambut gimbal putih, topi ikon yang selalu dipakai Khabib sebelum tanding dengan sebutan, "Topi busuk penyebar kuman."

Belum lagi saat petarung Irlandia tersebut mengatakan bahwa Manager dan Ayah Khabib adalah seorang teroris.

Mungkin karena ia tahu, dengan begitu atmosfer pertandingan akan makin menarik penonton. Makin provokatif ucapannya, makin banyak uang yang masuk di kantongnya. Bagi Connor, ucapan kotornya adalah ladang bisnis. Just a business.

Tapi tidak bagi Khabib. Lahir dan dibesarkan di Dagestan dengan kultur Patriarki yang keras, masih terpengaruh iklim perang di Uni Soviet, mental Khabib sebagai laki-laki ditempa betul oleh ayahnya. Agar bisa mempertahankan harga diri saat negara dan agamanya dihina.  Ketika usia lima tahun sang Ayah mengajarkan Khabib gulat. Pada usia 7 tahun, Khabib disuruh bergulat melawan anak beruang. Meski masih anak-anak, beruang memiliki tenaga yang sangat besar.

Seorang sahabat muslimah yang memiliki suami mualaf dari Rusia, mengaku memang seperti itulah karakter orang-orang Rusia. Laki-laki, harus bersikap selayaknya laki-laki sejati. Sejak kecil diwajibkan ikut bela diri, menanamkan pentingnya menjaga harga diri, apalagi agamanya dihina. Bahkan tak jarang orang tua mengadu anaknya dengan seekor beruang agar tidak menjadi penakut di kemudian hari. Itu sebabnya kita akan sangat sulit melihat banci-banci keliaran di kawasan bekas Uni Soviet.

Maka, tatkala Connor mencoba mengintimidasi dengan melempar kursi ke arah bis rombongan Khabib, berusaha menjatuhkan mental lawan, membuatnya takut, Khabib cuma bilang,

"Kalian datang dengan ribuan penonton, lalu mengira saya akan takut? Saya jauh-jauh dari Rusia ke Amerika memang untuk bertarung."

Dan Khabib benar-benar menunjukkan betapa berani orang Islam, tatkala di acara timbang badan, di hadapan ribuan suporter Connor Mc Gregor, ia menunjukkan isyarat dengan menunjuk dada, menggelengkan kepala lantas menunjuk langit. Isyarat ini, bagiku, memiliki dua makna. Pertama, i am nothing but Allah is everything. Kedua, aku takkan bisa dikalahkan selama masih bersama Allah.

Setelah itu ia berucap lantang,

"Pertama, saya akan mengucap Alhamdulillah. Tuhan telah memberikan segalanya untukku."

Suara huuuu, bergemuruh memenuhi ruang arena timbang badan. Suara pendukung Connor McGregor.

"Alhamdulillah. Aku tahu kalian tidak akan suka dengan kalimat ini, Alhamdulillah. Besok, aku akan menghajar jagoanmu, guys. Aku akan menghajar jagoanmu. Dan InsyaAllah besok aku akan tetap menjadi juara dunia."

Khabib membuktikan ucapannya. Ia membuat KO Connor, meski terjadi kerusuhan setelah itu. Kelak saat ditanya mengapa ia melompat ring dan menyerang tim Connor seusai pertandingan, Khabib berucap,

"Sebelumnya, saya ingin mengucapkan permintaan maaf kepada komite olahraga Nevada dan Las Vegas." Khabib mengambil nafas, "Baiklah, Kalian selalu mengulas tentang aku yang melompat ring. Tapi kalian tidak pernah menyinggung bagaimana Connor berkata-kata tentang Ayahku, tentang Negaraku, tentang Agamaku. Mengapa tak ada yang mengulas perbuatan McGregor yang melempari bus kami hingga hampir membunuh salah satu kru kami? Apa yang kulakukan setelah pertandingan, itu bukan pribadi asliku. Saya telah berada di Amerika dan berlatih selama 7  tahun di sini. Orang-orang tahu bagaimana sifat asliku. Aku tak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Ayah selalu berpesan padaku, 'Hey, kau harus respek terhadap semua orang'. Hanya saja, aku ingin memberi peringatan pada Connor dan semua officialnya, UFC ini adalah olahraga paling sportif di dunia. Maka kamu tidak boleh berbicara tentang agama seseorang, merendahkan keluarga dan negaranya. Namun apapun itu, Alhamdulillah, aku masih tak terkalahkan dan tetap menjadi juara dunia. Aku minta maaf, sepulang dari sini, Ayah akan menghajarku di rumah. Nevada, aku minta maaf. Las Vegas, aku minta maaf."

Santai Khabib, bagiku, kau sama sekali tak salah. Kau sudah memberi pelajaran yang sangat nyata, bahwa bagi seorang muslim, batas kesabaran dan kesantunan adalah agama. Muslim harus sabar kalau diri pribadi yang dicela, tapi tidak akan diam bila agamanya dinista.

****

Surabaya, 12 Oktober 2018

Fitrah Ilhami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun