Dalam kedalaman malam yang membekukan jiwa,
sebuah cahaya muncul dihembuskan oleh kanvas pelita yang setia.
Itu bukan nyala api yang terlalu terang,
hanya cukup untuk menunjukkan arah yang diambil.
Dengan setiap langkah diisi dengan pertanyaan dan kesedihan,
di jalan-jalan kencan buta yang sering diselimuti tanjakan terjal.
Tetapi pelita yang setia tidak pernah lelah,
bercahaya mantap di tengah kekacauan.
Walaupun tidak dapat mengusir semua kegelapan,
cahayanya cukup untuk tempat di mana tubuh beristirahat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!