Saatnya bidan tidak hanya menjaga kehidupan sejak awal, tapi juga berani membangun kehidupan profesional yang adaptif, mandiri, dan bermakna.
Sudah Lulus sebagai Bidan, Tapi Malah Kerja di Luar Bidang?
Profesi bidan memiliki peran vital dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Namun, realitanya tidak sedikit lulusan kebidanan yang akhirnya bekerja di luar bidangnya. “Sudah lulus sebagai bidan, tapi malah kerja di luar bidang?” Kalimat ini bukan lagi hal asing di kalangan lulusan baru. Apakah ijazah kebidanan hanya bisa digunakan di puskesmas dan rumah sakit? Tidak. Kini saatnya membongkar batas itu.
Fenomena ini mencerminkan tantangan serius dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan, terutama dalam membuka jalur karir yang relevan dengan perubahan zaman.
Penyebabnya beragam: terbatasnya lapangan kerja konvensional seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan dinas kesehatan; persaingan yang ketat; serta kurangnya pemahaman akan alternatif karir yang lebih fleksibel, otentik, dan sesuai nilai hidup masing-masing. Selain itu, peluang sebagai dosen dan peneliti juga masih sangat terbatas. Di sinilah pendekatan MSDM modern seperti boundaryless career, protean career, dan career adaptability menjadi penting untuk ditawarkan sebagai strategi membangun karir yang lebih luwes, terarah, dan berdampak.
Fenomena & Tantangan Karir Bidan: Jalan Formal Tak Lagi Cukup
Setiap tahun, Indonesia meluluskan sekitar 35.000 bidan baru, namun hanya sebagian yang terserap dalam sistem kesehatan formal. Data tahun 2024 mencatat sekitar 257.391 bidan bekerja di fasilitas pemerintah. Sementara itu, studi tahun 2019 di Jawa Barat menemukan bahwa 10,2% lulusan D-III kebidanan dari empat institusi memilih profesi lain, dengan alasan utama: gaji rendah (37,8%) dan berkurangnya minat terhadap profesi (15,6%).
Hal ini memperlihatkan bahwa jalur karir formal tidak cukup menampung potensi lulusan baru. Di sisi lain, rasio bidan terhadap penduduk Indonesia pun masih tergolong rendah, yaitu 63 per 100.000 penduduk, jauh dari target ideal 120 per 100.000. Tantangan lain datang dari kompetensi lulusan dan kesiapan mereka menghadapi dunia kerja yang terus berubah.
Mengapa Perlu Melampaui Batas Profesi?
Ketika jalur formal semakin terbatas dan kebutuhan zaman berubah cepat, bidan perlu meredefinisi ulang peran dan arah karirnya. Ini bukan soal meninggalkan profesi, tapi memperluas makna profesi itu sendiri. Melampaui batas bukan berarti keluar dari kebidanan, melainkan membawanya ke ranah baru yang lebih luas, personal, dan berdampak.
Transformasi digital, perkembangan gaya hidup sehat, meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental ibu, hingga hadirnya berbagai platform edukasi online, semua ini membuka ruang baru bagi bidan untuk berkembang di luar institusi.
Di sinilah pendekatan manajemen SDM modern hadir, bukan sekadar untuk menciptakan lapangan kerja, tapi membentuk bidan yang adaptif, kolaboratif, dan mampu merancang karirnya sendiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!