Mohon tunggu...
Fitatul Islamiyah
Fitatul Islamiyah Mohon Tunggu... Bidan Praktisi, Founder Fitamom, Mahasiswa Magister Manajemen

Fitatul Islamiyah adalah seorang bidan, edukator persalinan, dan fasilitator pre-postnatal exercise yang aktif mengembangkan pendekatan kebidanan yang lebih holistik, edukatif, dan memberdayakan. Ia merupakan pendiri Fitamom, sebuah pusat layanan dan edukasi kesehatan ibu berbasis nilai, ilmu, dan empati. Melalui perannya sebagai trainer, pembicara, dan pelatih, Fita telah mendampingi banyak ibu dan sesama bidan untuk menemukan pengalaman kehamilan dan karir yang lebih bermakna. Berbekal semangat untuk terus belajar dan berbagi, ia percaya bahwa profesi bidan tidak hanya soal klinis, tetapi juga tentang mendampingi kehidupan, dengan hati dan kesadaran penuh. Kini, Fita juga sedang menempuh pendidikan Magister Manajemen untuk memperkuat kontribusinya dalam pembangunan sistem kesehatan dan pengelolaan SDM di bidang kebidanan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melampaui Batas Profesi: Strategi Karir Fleksibel Bidan di Era Digital dengan Pendekatan MSDM Modern

6 Juli 2025   07:00 Diperbarui: 6 Juli 2025   01:40 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kegiatan Childbirth Training (Sumber: Instagram @fitamom)

Saatnya bidan tidak hanya menjaga kehidupan sejak awal, tapi juga berani membangun kehidupan profesional yang adaptif, mandiri, dan bermakna.

Sudah Lulus sebagai Bidan, Tapi Malah Kerja di Luar Bidang?

Profesi bidan memiliki peran vital dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Namun, realitanya tidak sedikit lulusan kebidanan yang akhirnya bekerja di luar bidangnya. “Sudah lulus sebagai bidan, tapi malah kerja di luar bidang?” Kalimat ini bukan lagi hal asing di kalangan lulusan baru. Apakah ijazah kebidanan hanya bisa digunakan di puskesmas dan rumah sakit? Tidak. Kini saatnya membongkar batas itu.

Fenomena ini mencerminkan tantangan serius dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan, terutama dalam membuka jalur karir yang relevan dengan perubahan zaman.

Penyebabnya beragam: terbatasnya lapangan kerja konvensional seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan dinas kesehatan; persaingan yang ketat; serta kurangnya pemahaman akan alternatif karir yang lebih fleksibel, otentik, dan sesuai nilai hidup masing-masing. Selain itu, peluang sebagai dosen dan peneliti juga masih sangat terbatas. Di sinilah pendekatan MSDM modern seperti boundaryless career, protean career, dan career adaptability menjadi penting untuk ditawarkan sebagai strategi membangun karir yang lebih luwes, terarah, dan berdampak.

Foto Comfort Measure di Childbirth Education Class (Sumber: Instagram @fitamom)
Foto Comfort Measure di Childbirth Education Class (Sumber: Instagram @fitamom)

Fenomena & Tantangan Karir Bidan: Jalan Formal Tak Lagi Cukup

Setiap tahun, Indonesia meluluskan sekitar 35.000 bidan baru, namun hanya sebagian yang terserap dalam sistem kesehatan formal. Data tahun 2024 mencatat sekitar 257.391 bidan bekerja di fasilitas pemerintah. Sementara itu, studi tahun 2019 di Jawa Barat menemukan bahwa 10,2% lulusan D-III kebidanan dari empat institusi memilih profesi lain, dengan alasan utama: gaji rendah (37,8%) dan berkurangnya minat terhadap profesi (15,6%).

Hal ini memperlihatkan bahwa jalur karir formal tidak cukup menampung potensi lulusan baru. Di sisi lain, rasio bidan terhadap penduduk Indonesia pun masih tergolong rendah, yaitu 63 per 100.000 penduduk, jauh dari target ideal 120 per 100.000. Tantangan lain datang dari kompetensi lulusan dan kesiapan mereka menghadapi dunia kerja yang terus berubah.

Mengapa Perlu Melampaui Batas Profesi?

Ketika jalur formal semakin terbatas dan kebutuhan zaman berubah cepat, bidan perlu meredefinisi ulang peran dan arah karirnya. Ini bukan soal meninggalkan profesi, tapi memperluas makna profesi itu sendiri. Melampaui batas bukan berarti keluar dari kebidanan, melainkan membawanya ke ranah baru yang lebih luas, personal, dan berdampak.

Transformasi digital, perkembangan gaya hidup sehat, meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental ibu, hingga hadirnya berbagai platform edukasi online, semua ini membuka ruang baru bagi bidan untuk berkembang di luar institusi.

Di sinilah pendekatan manajemen SDM modern hadir, bukan sekadar untuk menciptakan lapangan kerja, tapi membentuk bidan yang adaptif, kolaboratif, dan mampu merancang karirnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun