Mohon tunggu...
Firman Adi
Firman Adi Mohon Tunggu... Insinyur - ekspresi sederhana

arek suroboyo yang masih belajar menulis. nasionalis tak terlalu religius. pendukung juventus sekaligus liverpudlian. penggemar krengsengan, rawon dan tahu campur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hentikan Demi Kematian

10 Februari 2021   10:30 Diperbarui: 10 Februari 2021   10:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika raga tak lagi tangguh
Gigi pun sudah mulai tak utuh
Akar rambut di kepala mulai rapuh
Wajah mulai terlihat layu dan kumuh

Ketika makanan lezat tak lagi nikmat
hanya jadi pemicu naiknya asam urat
Tubuh pun mulai sering tak sehat
Konsumsi yang rutin hanya obat

Nikmat yang satu per satu tercabut
dari raga yang makin hari terasa butut
seakan mendekatkan jalan malaikat maut
yang sewaktu waktu datang menjemput

istri dan anak-anak tercinta
teman, kolega dan sahabat setia
yang menemani dalam tawa dan suka
suatu saat ditinggalkan berbela sungkawa

Tinggalkan nafsu serakah
Tak perlu harta untuk menghadap-Nya
Hanya amal sholeh di dunia
penentu rumah abadi dan ridho-Nya

Berbuat baik adalah bentuk ketaatan
untuk diatur penuh kerelaan
bermanfaat menolong yang kesusahan
tidak mengambil hak sesama mahluk Tuhan 

Sia-sia mencoba menipu-Nya
seolah rajin ibadah dan tampil mulia
tapi tak tercermin di sikap dan tabiat
yang tetap fitnah, korup dan khianat

hentikan kepura-puraan
hentikan kemunafikan
tampak bermoral dan bermartabat
tapi merampas penuh muslihat

hentikan kemaksiatan
demi sebuah kematian
     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun