Mohon tunggu...
Firman Wahono
Firman Wahono Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru di SMP Negeri 4 Ambarawa, saya memiliki hobi membaca. Bacaan yang seringa saya baca tentang berita bola. Jadi olahraga kesukaan saya adalah bermain bola.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Strategi Mengenal dan Menembus Penerbit Mayor

11 Maret 2023   13:55 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:24 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Narasumber                 : Joko Irawan Mumpuni

Moderator                   : Ibu Raliyanti

Tema                           : Strategi Mengenal dan Menembus Penerbit Mayor

Assalamualaikum WR WB, salam sehat dan salam bahagia selalu, sebagai seorang penulis, akan merasa senang apabila, karya tulisannya hampir selesai apalagi sudah terbit menjadi sebuah buku. Sayapun merasa sangat senang pada pertemuan kali ini, karena tidak terasa, dari pertemuan kepertemuan sudah terlewati, pertemuan ini memasuki pertemuaan fase-fase akhir yang menentukan, apakah kita sebegai peserta dapat dinyatakan lulus dan memiliki karya sebuah buku atau tidak. Pertemuan ini merupakan pertemuan ke-26 dari 30 pertemuan. Akan terasa cepat selesai apabila pertemuan ini, kita hitung dengan angka, namun kalau kita rasakan, fase ini seakan terasa lama, karena mulai tersendat-sendat untuk mengumpulkan tulisannya, karena semakin kesini, kegiatan yang tak terduga selalu ada saja. Namun semua ini, saya anggap sebagai sebuah cobaan dan rintangan dalam menyelesaikan pelatihan ini. Kata pembuka tersebut, sebagai sebuah gambaran kondisi saya saat ini. Baiklah pada pertemuan kali ini, saya akan membagikan hasil resume pertemuan ke-26 yang bertemakan "Strategi Menembus Penerbit Mayor". Dimana narasumbernya adalah bapak Joko Irawan Mumpuni dan moderator adalah Ibu Raliyanti. Dibawah ini saya sampaikan profil narasumber.

Dok. pribadi
Dok. pribadi


Profil Narasumber :

Narasumber adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni, Beliau sebagai Direktur Penerbitan yang bernama Penerbit Andi Jogyakarta, Beliau tercatat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY, Penulis buku bersertifikat BSNP dan Asesor BNSP.  No WA 081 2273 9971 dengan email jmumpuni@gmail.com, FB Jokomumpuni@gmail.com, twiter @jokomumpuni.

Materi :

Pengalaman Narasumber

Setiap penulis mempunyai impian kalau bukunya bisa diterbitkan oleh Penerbit Mayor. Tidak banyak jumlah penerbit Mayor di Indonesia. Menjadi penerbit mayor memiliki kriteria yang tidak mungkin dapat diraih dalam waktu pendek,tetapi bisa sampai puluhan tahun. Syarat menjadi penerbit mayor salah satunya adalah harus sudah memiliki judul terbitan buku puluhan ribu judul dan tiap tahunnya harus menerbitkan ratusan judul secara konsisten.

Pengertian Penerbit

Penerbit adalah industri keatif yang didalamnya ada kolaborasi insan-insan kreatif yaitu Penulis, Editor, Layouter, Ilustrator dan desain grafis. Kelima komponen tersebut adalah bagian dari industri kreatif penerbitan cetak. Saat ini dan mendatang insan-insan kreatif akan bertambah dengan insan-insan kreatif bidang lain yang akan bergabung seiirng dengan perkembangan dunia penerbitan yang kini sudah mengarah pada Publisher 5.0, yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatif.

Pembagian Kategori Buku

Dua ketegori besar jenis bku yaitu buku teks (buku sekolah-kampus) dan buku non-teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan buku kampus disebut buku perti (perguruan tinggi). Buku non-teks dibagi dua ketegori yaitu buku fiksi dan buku non fiksi. Untuk buku perguruan tinggi dibagi menjadi dua lagi yaitu buku eksak dan non eksak.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Gambaran Dunia Perbukuan Indonesia

Menurut Bapak Joko dalam paparan grafis-grafis hasil survei, menggambarkan dunia perbukuan di Indonesia. Grafis pertama menjelaskan tentang presentase jumlah orang yang membeli satu buku dalam satu tahun. Dalam ketogori gender, wanita membeli buku lebih banyak dengan persentase adalah 65% sedangkan pria dengan persentase 61%. Tempat dimana orang Indonesia membeli buku adalah di toko buku 47%, perpustakaan 31%, dari teman 12% dan tidak membaca 10%. Grafis selanjutnya format buku apa yang sering dibeli orang Indonesia adalah buku biasa di toko buku 73%, buku biasa di online shop 55%, Ebooks di online shop 27%, subskripsi berbayar 6%, audiobook di online shop 2%, download gratis 31%, dan CD Audiobook 1%.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Grafis selanjutnya adalah tentang faktor utama mengapa membeli buku. Grafis tersebut menggambarkan harga diskon 43%, rekomendasi teman 33%, buku pemenang penghargaan 41%, lihat reviewblogger 27%, buku yang difilmkan 6%, dan desisi sendiri 49%. Opini tentang harga buku adalah harganya murah 57%, harganya masuk akal 27%, harganya sedikit tinggi 10%, dan harganya terlalu mahal 6%. Lalu grafis selanjutnya menjelaskan tentang alasan mengapa orang membeli buku, alasannya adalah karena suka membaca 49%, untuk belajar/kerja 27%, untuk obat menghilangkan stres 16%, dan untuk hadiah 8%. Seberapa sering orang Indonesia membeli buku yaitu Beberapa kali dalam setahun 56%, sekali sebulan 23%, sekali dalam sebulan 23%, sekali dalam 2 minggu 4%, dan sekali seminggu 17%. Dan grafis terkahir menggambarkan tentang tulisan jenis apa yang paling diminati dilangan pembaca yaitu fiksi menempati paling atas yaitu 75%, nonfiksi 41%, bisnis 33%, literasi hobi 24%, dan literatur sains dan textbook 22%. Gambar grafis diatas menurut narasumber bahwasanya grafis terbut gambaran tentang perbukuan di Indonesia yang dapat dijadikan peserta sebagai dasar atau inspirasi penulisan buku.

Ekosistem Penerbitan

Berdasarkan grafis diatas, tentunya dalam dunia penerbitan terdapat komponen yang saling berkait dan saling bekerjasama, kalau dalam bahasa biologi adalah ekosistem penerbitan. Komponen-komponen yang saling menunjang dan terkait, jika terdapat salah satu tidak ada, maka ekosistem tersebut tidak jalan. Lantas ekosistem yang seperti apa dalam penerbitan buku, Menurut Bapak Joko ekosistem penerbitan buku adalah digambarkan secara sederhana diantaranya pertama penerbit, penyalur, pembaca, dan penulis. Empat komponen tersebut saling menunjang dan terkait. Tugasnya penerbit adalah mencetak, menyebarkan dan memperbanyak buku. Tugasnya penyalur atau agen adalah menyalurkan ke toko-toko perbukuan, baik konvensional maupun modern agar sampai ketangan konsumen yaitu oembaca. Tugasnya pembaca adalah sebagai konsumen yang membeli buku atau pengguna buku. Tugas penulis adalah memproduksi karya tulisan agar dapat diterbitkan oleh penerbit. Maka empat komponen tersebut harus ada, apabila ingin memastikan ekosistem penerbitan berjalan dengan baik.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Penghambat pertumbuhan industri penerbitan/literasi.

Keempat komponen tersebut akan jalan manakala dunia literasi kita baik. Akantetapi menurut Bapak Joko bahwasanya tingkat literasi bangsa ini sampai saat ini masih banyak dikeluhkan banyak pihak akibat rendahnya tingkat literasi, hal ini yang menjadi salah satu penghambat pertumbuhan industri penerbitan. Lalu apa saja yang menjadi penghambat pertumbuhan industri penerbitan. Penghambatnya adalah

  • Minat baca ; budaya baca, kurangnya buku bacaan, dan kualitas bacaan.
  • Minat tulis : budaya tulis, tidak tahu prosedurmenulis dan penerbitan, serta anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan.
  • Apresiasi hak cipta ; pembajakan, duplikasi non legal, dan perangkat hukum.

Proses naskah menjadi buku 

Gambaran proses naskah menjadi buku dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Perbedaan penerbit yang baik dan penerbit yang perlu diwaspadai

Setelah mengetahui gambaran proses naskah menjadi buku. Maka penulis harus bisa membedakan mana penerbit yang baik dan penerbit yang perlu diwaspadai. Menurut narasumber itu penting sebagai seorang penulis, agar hasil karya kita dapat diterbitkan dan dipasarkan secara luas dan banyak. Sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Perbedaan penerbit yang baik dan yang perlu diwaspadai adalah :

Penerbit yang baik :

  • Memiliki visi dan misi yang jelas
  • Memiliki bussines core lini produk tertentu
  • Pengalaman penerbit
  • Jaringan pemasaran
  • Memiliki percetakan sendiri
  • Keberanian mencetak jumlah eksemplar
  • Kejujuran dalam pembayaran royalti

Penerbit yang perlu diwaspadai:

  • Hanya bertindak sebagai broker naskah
  • Alamat tidak jelas
  • Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik
  • Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri
  • Prosentase royalti tidak wajar
  • Laporan keuangan tidak jelas

Setelah mengetahui perbedaan tersebut, tentu kita sebagai penulis harus bijak untuk menentukan karya kita mau ditulis dengan penerbit siapa. Dengan pemilihan penerbitan yang tepat maka penulis dapat memperoleh keuntungan yang baik pula. Lalu keuntungan apa saja yang didapat oleh penulis, agar senantiasa memberikan semangat bagi penulis untuk terus berkarya. Menurut Bapak Joko bahwasanya keuntungan menjadi seorang penulis adalah sebagai berikut :

Keuntungan menjadi penulis :

  • Peningkatan finasial : royalti, diskon pembelian langsung, seminar/mengajar.
  • Peningkatan karir : adanya kebutuhan peningkatan status jabatan, peluang karir di institusi atau perusahaan.
  • Kebutuhan batin : buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa
  • Reputasi : buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

Strategi Tulisan Di Terima Penerbit Mayor

Sebagai seorang penulis, tentunya keuntungan menjadi hal yang dicari, akantetapi sebelum dapat keuntungan, perlunya penulis memahami strategi agar tulisan naskahnya dapat tembus di penerbit mayor karena untuk tembus di penerbit mamyor tidaklah mudah, harus benar-benar tulisan bagus, berkualitas, tentu penulis memiliki riwayat yang baik di penulis mayor. Oleh karena itu, Bapak Joko memberikan informasi contoh dari penerbitan Andi bahwasanya tiap bulan menerima naskah masuk hampir 500 naskah, akantetapi yang diterbitkan adalah 50 naskah. Berkaca dari penerbit Andi tersebut, tentu kita bisa lihat persaingan naskah untuk diterbitkan sangat tinggi. Dibawah Bapak Joko menyampaikan kriteria agar naskah diterima

  • Pertama sudut pandang bobot penilaian : Sistem penilaian di penerbitan adalah editorial bobotnya kurang lebih 10%, peluang potensi pasar kurang lebih 50-100%, keilmuan bobotnya 30%, dan reputasi penulis kurang lebih 50-100%.
  • Kedua adalah sudut pandang naskah seperti apa yang diterbitkan. Naskah yang diterbitkan diketegorikan dengan empat hal yaitu tema tak populer dengan penulis populer, tema populer dengan penulis populer, tema tidak populer dengan penulis tidak populer, dan tema populer dengan penulis yang tak populer. Empat kategori diatas yang menjadi penentu naskahnya diterima, jika menjadi penulis yang populer dengan tema populer maka kesempatan untuk diterbitkan naskahnya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Kita sebagai penulis yang belum populer maka langkah pertama agar ada kesempatan untuk menerbitkan naskah kita adalah dengan memilih tema yang popuer terlebih dahulu. Lalu bagaimana caranya untuk menentukan tema populer tersebut. Menurut narasumber adalah salah satu caranya dengan pakai trend dari "google trend" contohnya anda menulis tentang tema Batu Akik diaplikasi tersebut, ternyata tema tersebutsudah tidak menjadi trend lagi, sehingga kalau anda mengirimkan naskah dengan tema tersebut, maka akan langsung di tolak. Maka peserta kalau ingin menuliskan tema mencari kata-kata yang menarik pada masa kini, misalnya anda menuliskan Intelligent Marketing, ternyata aplikasi tersebut menampilkan bahwa temanya menarik, nah ini bisa digunakan untuk membuat naskah. Selain itu, yang sekarang ini lagi trend adalah di era AI, salah satunya Chat GPT, contoh penulis yang melakukan itu adalah Prof. Eko Indrajit yang mau menulis berkolaborasi dengan makluk cerdasChatGPT.

Kriteria Penulis 

Menurut Bapak Joko yang sudah sangat berpengalaman di penerbit mayor, membagi kriteria penulis. Kriteria penulis dibedakan menjadi tiga kriteria yaitu :

  • Penulis berfikir idealis. Penulis idealis adalah penulis yang tidak begitu memperhatikan kebutuahan pasar, tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain, imbalan finansial tidak begitu dipentingkan, dan kesempurnaan sebuah karya lebih penting daripada produktifitas.
  • Penulis berfikir industrialis. Penulis dengan kriteria ini adalah penulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar, terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain, imbalan finansial menjadi tujuan utama, dan terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting dari pada produktifitas.
  • Penulis berfikir idealis-industrialis. Penulis dengan kriteria ini tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain, meskipun terbuka terhadap masukan orang lain, tetap mempunyai pendirian yang kokoh, imbalan finansial memang penting, namun tetap memperhatikan kualitas, dan keseimbangan antara kesempurnaan karya dan produktifitas.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Apabila terhadap kekurangan kami mohon maaf, harapan saran dan kritik kami harapkan. Terima kasih.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun