Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Balik Harapan vs Prestise Seorang Calon Dokter Spesialis, Depresi Mengancam!

2 Mei 2024   16:08 Diperbarui: 2 Mei 2024   16:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: Kompas.id)

Memang banyak sekali faktor pemicu mengapa seseorang terkena depresi atau gangguan kesehatan mental ini, seperti (halodoc.com):

  • Memiliki riwayat adanya gangguan kesehatan mental pada keluarga.
  • Penyalahgunaan obat terlarang atau alkohol.
  • Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti rendah diri, pesimis, atau bergantung pada orang lain.
  • Mengidap penyakit kronis.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
  • -Mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan seksual, kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan.

Mengapa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Bisa Terkena Depresi?

Tentu banyak hal yang menyebabkan seseorang mengalami depresi, bahkan tidak hanya seseorang yang tenar bahkan kaya sekalipun, seorang calon dokter dengan tuntutan atau beban yang begitu besar ditambah tuntutan untuk melayani rumah sakit, bisa menjadi pneyebab utama seorang peserta PPDS terkena depresi.

Hal tersebut sama dengan yang disampaikan di atas, yang merupakan penyebabnya, seperti tekanan atau beban kerja, sikap pesimis apakah bisa menyelesaikan program tersebut, dan juga kejadian traumatik atas dirinya seperti bullying, bisa menjadi penyebab timbulnya depresi.

Melihat data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, membuat kita yang selama ini melihat bahwa pendidikan dokter spesialis baik-baik saja, membuat kita miris.

Sumber gambar: Kementerian Kesehatan via bbc.com
Sumber gambar: Kementerian Kesehatan via bbc.com

Bagaimana tidak? Dengan tekanan yang sangat komplek, jadwal yang padat melebihi  80 jam dalam satu minggu, kurang tidur dan juga sedikit atau tanpa waktu istirahat yang cukup, maka wajar kalau mereka terkena depersi. Belum karena penyebab lainnya.


Hal tersebut belum ditambah dengan tantangan akademis yang sangat keras ditambah tugas kuliah dan juga ujian dengan penilaian yang sangat ketat. Tidak hanya tuntutan untuk berprestasi, bahkan penyebab lainnya, seperti UUD (Ujung-ujungnya Duit) yaitu biaya pendidikan yang terdiri atas UKT --uang kuliah tunggal dan juga IPI (Iuran Pengembangan Institusi) yang juga menjadi penyumbang depresi.

Menguatkan Iman dan Menyehatkan Jiwa Sebagai Solusi Agar Tidak Depresi

Sepertinya solusi dengan "menguatkan iman dan menyehatkan jiwa" adalah solusi yang terlalu normatif dan teoritis. Namun tidak ada cara lain selain menguatkan kembali niat dan tekad saat sudah mengikuti PPDS (Program Pendidikan Dokter Spresialis ) yang sudah tengah jalan dilakukan.

Mengambil informasi dari bbc.com tentang "Kesaksian calon dokter spesialis yang sempat bunuh diri, khususnya bully atau perundungan atas nama pendidikan mental", ada fakta menarik yang bisa diambil, yaitu ambil contoh Davis, sejak awal sebelum mengikuti calon dokter spesialis, sudah menguatkan mental dan tekadnya apalagi banyak keluarganya adalah dokter, yang tentu saja sudah mendengar dan belajar tentang kisah-kisah tidak enak tersebut.

Tentu saja hal ini membuat David, saat mulai mengikuti PPDS sudah mengantisipasinya dengan hal yang terburuk. "Ibaratnya kalau kita tahu akan dipukul, perut sudah harus ditahan, sehingga sudah dsiap." Meskipun tidak dipukul secara sebenarnya, namun mental kita sudah siap bahwa akan melewati hal buruk.

Mengambil informasi dan kesimpulan yang didapat, bisa jadi, para peserta PPDS ini belum menyiapkan mental dan bisa juga kaget atas kondisi sebenarnya seperti yang terjadi saat ini. Apalagi selalu menganggap bahwa semua biasa dan aman-aman saja, atau menganggap semua akan dijalani dengan aman, dimanja dan juga impian merasakaa bekerja dengan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun