Mengapa? Buat Saya, daripada tidak menolak rezeki namun mengerjakannya dengan tidak optimal, dan malah menjadi bumerang buat kita, apalagi orang seperti Saya adalah orang yang selalu menumpuk portofolio dan kredibilitas yang baik. Maka lebih baik mengerjakan sedikit dengan kualitas yang bagus daripada mengerjakan semuanya tanpa kualitas yang bagus dan bahkan kadang serabutan.
Maka untuk itulah sikap optimis dalam mengerjakan sesuatu juga perlu namanya positioning, sehingga dalam hal ini kita ingin dikenal orang sebagai apa?
Tidak selamanya upaya yang dilakukan akan sukses, dari rasa optimis tersebut, maka dibutuhkan pula sifat lainnya, yaitu mensyukuri apa pun yang terjadi, karena selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Mungkin inilah mengapa, dengan lebih banyak bersyukur, masalah apa pun bisa dipecahkan dengan lebih mudah.
Dan ujung-ujungnya kita tidak terkesan lebih kreatif. Padahal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan untuk bersyukur pada kondisi apa pun yang ada saat ini.
Banyak orang yang sering membandingkan apa yang mereka dapat dengan orang lain. Yang pada akhirnya ia tidak berhasil bekerja lebih kreatif karena waktunya habis untuk membanding-bandingkan dengan orang lain.
Oke...sudah minum kopi belum? Kalau belum bisa ngopi dulu, biar jadi semangat. Tetap optimis dan bersyukur dan jangan lupa untuk realistis dan tetap ikhtiar untuk meraih sukses.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI