Literasi dapat dikatikan dengan keterampilan teknis untuk mengakses, merangkai, memahami dan menyeberluaskan informasi. Maraknya media sosial dan video yang diunggah secara daring harus membuat pengguna semakin cerdas dalam memamahami dan mengolah informasi sehingga tidak terjadi penyampaian berita bohong (hoax) kepada penerima informasi. Literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang luas yang diakses melalui piranti komputer.
Sabtu 7 September 2019 bertempat di RPTRA Maya Asri 13 Palmerah Jakarta Barat, Dosen-dosen dari Fakultas Teknologi Informasi Universitas Bina Sarana Informatika mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Literasi Digital. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat khususnya anak-anak tingkat sekolah dasar tentang pentingnya literasi digital dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat menyerap informasi dengan lebih cerdas.
Dalam tatanan literasi digital ada 8 elemen dasar yang harus ada, yaitu :
1. Kultural : pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital
2. Kognitif : daya pikir dalam menilai konten
3. Konstruktif : reka cipta seuatu yang ahli dan aktual
4. Komunikatif : memahami kinerja jejaring dan komunikasi dunia digital
5. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru
7. Kritis dalam menyikapi konten, dan
8. Bertanggung jawab secara sosial
Maraknya penggunaan media sosial juga harus diiriingi dengan kemampuan literasi, apalagi berdasarkan survey APJII tahun 2018 penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Youtube masuk dalam jajaran 3 besar aplikasi yang paling banyak diakses.
Literasi digital khususnya impkementasi kepada anak-anak usia sekolah dasar, harus mendapatkan pendampingan dari orang tua, pasalnya anak-anak di masa perkembangan masih minim kemampuan literasinya terhadap media sosial dan video daring seperti Youtube.
Di Youtube, anak-anak dapat mengakses informasi apa saja di dunia, mulai dari konten anak-anak bahkan dewasa. Seharusnya orang tua cakap dalam hal anak mengakses konten yang bukan golongan usianya dengan cara memfilter konten di Youtube.
Media sosial dan Youtube punya dampak positif dan negatif, dampak poisitfnya yaitu :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan
2. Membuat anak berfikir kreatif
3. Hiburan di tengah acara yang minim edukasi saat ini
Sedangkan dampak negatifnya, yaitu :
1. Menghabiskan waktu belajar dan tugas sekolah
2. Terlalu lama mengakses ponsel dapat merusak kesehatan mata dan saraf
3. Tayangan tidak sesuai usia
Agar anak-anak usia sekolah mendapatkan informasi yang upto date perlu mendapatkan akses sumber belajar seperti :
1. Penyediaan komputer, laptop, gawai, dan akses internet keluarga
Komputer merupakan sarana penting agar anak-anak dapat belajar khususnya terkait media digital. Mereka dapat dipandu untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari media sosial atau youtube.
2. Penyediaan televisi dan radio sebagai sumber informasi dan pengetahuan
Selain komputer, televisi atau radio juga menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan anak, namun tentunya tayangan yang mendidik dan sesuai usia.
Keluarga merupakan benteng pertama dalam literasi digital, karena anak-anak memerlukan pendampingan orang tua dan mendidik anak-anak agar cerdas dalam mengolah dan menyampaikan informasi sehingga mereka tidak salah dalam menerima dan menyampaikan informasi khususnya lewat media sosial.
Referensi :
Gilster, P. 1998. “Digital Literacy”. Wiley. 5.
Belshaw, Douglas. 2011. “What is Digital Literacy”. Durham University.
