Mohon tunggu...
Raden Firkan Maulana
Raden Firkan Maulana Mohon Tunggu... Pembelajar kehidupan

Menulis untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bersama Amartha, Usaha Ekonomi Perempuan Desa Semakin Tumbuh dan Tangguh

28 Juli 2025   09:37 Diperbarui: 28 Juli 2025   09:37 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dompet Rajutan karya SN Collection (Sumber: Dokpri)

Ibu Sherly, pemilik SN Collection (Sumber: Dokpri)
Ibu Sherly, pemilik SN Collection (Sumber: Dokpri)

Hal ini dikenal dengan nama sistem tanggung renteng. Setiap anggota di dalam kelompok akan saling menanggung dan saling bertanggung jawab. Jika ada salah satu anggota kelompok yang tidak bisa membayar cicilan pinjaman, maka anggota yang lain akan menanggungnya secara bersama di minggu itu.

Sistem tanggung renteng ini membentuk rasa persaudaraan dan senasib sepenanggungan di antara sesama anggota kelompok. Sistem ini bisa memastikan kelancaran cicilan pinjaman modal usaha kepada Amartha secara tepat waktu dan tidak ada tunggakan.

Dengan adanya pertemuan rutin Majelis Kelompok secara mingguan, perkembangan usaha dan juga kelancaran proses cicilan kelompok akan mudah terpantau dan terkontrol. Namun yang lebih penting, ajang pertemuan mingguan Majelis Kelompok itu menjadi wadah saling bercerita, saling berbagi pengalaman mengelola usaha, hambatan dan masalah usaha, hingga solusi jalan keluar.

Terwujudnya Dampak Positif
Dengan adanya kemitraan antara para perempuan desa sebagai pengusaha ekonomi mikro dengan Amartha, maka tidak bisa dipungkiri telah terjadi dampak-dampak positif, baik pada perkembangan usaha dan tingkat kesejahteraan.

Dampak pertama yang dirasa adalah meningkatnya pendapatan. SN Collection sebelum bermitra dengan Amartha, omzet per bulan antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta. Setelah bermitra dengan Amartha, meningkat menjadi Rp 13 juta. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan di tempat wisata Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Air Panas Ciater, Cafe Kopi Luwak dan pesanan khusus konsumen.

Master Lemon pun mendapat peningkatan omzet sejak bermitra dengan Amartha. Tiap hari produksi biasanya sejumlah 600 botol. Jika pesanan banyak, bisa meningkat menjadi 2000 botol. Harga jual per botol adalah Rp50.000. Penjualan botol Lemon ini dilakukan secara online (melalui media sosial) dan offline (melalui reseller, pameran dan bazaar instansi pemerintah).

Dampak kedua adalah menggeliatnya perekonomian lokal desa. Master Lemon telah bekerjasama dengan para petani lemon di desanya. Hasil panen lemon dipasok petani kepada Master Lemon dikarenakan bibit lemon dan pupuknya itu difasilitasi oleh Master Lemon.

Selain itu, Master Lemon pun menyerap 3 tenaga kerja dari penduduk desa setempat untuk produksi minuman botol lemon. Dan ditambah juga 3 tenaga kerja untuk membantu di kebun jeruk lemon milik pribadi Master Lemon sendiri.

Demikian juga halnya dengan SN Collection. Ibu Sherly, menyerap tenaga kerja sebanyak 3 orang dari tetangga sekitar rumah. Dengan upah sebesar Rp 120.000 per hari berdasarkan gulungan benang rajut.

Dampak penting lainnya, karena perempuan desa makin berdaya dari sisi finansial maka mereka bisa membantu peningkatan kesejahteraan hidupnya. Contoh nyata, Master Lemon bisa membuat rumah produksi Lemon dan juga membeli peralatan produksi. SN Collection pun bisa menambah alat dan perlengkapan produksinya. Selain itu, kebutuhan hidup rumah tangga lainnya pun bisa tercukupi dari hasil usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun