100 hari semenjak kepergian mu, yah.
Ada sejuta kenangan di setiap sudut rumah.
Ayah.
Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perpisahan akan kematian.
Menanti yang tidak akan pernah untuk kembali,
Merindu yang tidak akan pernah untuk bertemu.
Teringat akan terakhir kali aku melihat jasad mu, yah.
Engkau terbaring, seakan tertidur dengan mimpi yang indah.
Semoga apa yang pernah engkau berikan kepada kami menjadi ibadah.
Kaki dan tanganmu yang mulai kaku kala itu,
Semoga menjadi amal jariyah untuk mu ketika dahulu memberikan nafkah.
Seluruh tubuhmu yang mulai dingin kala itu,
Semoga menjadi saksi untuk mu di hadapan Allah nanti, sebagai bukti engkau pernah mendidik kami.
Antara baik dan buruk, antara pahala dan dosa, juga antara benar dan salah.
Ketika kami mengantarkan engkau ketempat terakhir mu, yah.
Doaku, semoga Allah menerima semua amal ibadah mu,
Menyambut mu dan menempatkan mu di sisi-Nya.
Sebagaimana, ketika engkau menyambut kami sewaktu kami terlahir kedunia,
Engkau lantunkan azan di telinga mungil kami dengan suka cita,
Mengisyaratkan bahwa Allah maha segalanya.
Selamat jalan Ayah.
Semoga kita di satukan kembali di syurga-Nya nanti.
Amiin.