Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat pada umumnya sebagai sebuah perwujudan dari proses pembelajaran di dalam masa perkuliahan. Dengan adanya program KKN ini mahasiswa diharapkan mampu memperoleh pengalaman belajar serta dapat mengembangkan, mengasah, memperluas, dan memperdalam kompetensinya di dalam dan di luar kampus.Â
Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan indeks literasi nasional melalui kegiatan KKN Tematik Semester Genap 2021/2022 dengan tema "Menguatkan dan Meningkatkan Program SDG's Desa dan Rekognisi MBKM Purpresnas Kemdikbudristek".Â
Pada program KKN kali ini terdapat beberapa tema program kerja yang disebarluaskan sesuai dengan keadaan desa maupun lokasi KKN setempat, terkhusus tema program kerja yang kelompok saya dapatkan yaitu mengenai "Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi".
Sebelumnya perkenalkan, saya Firda Maulani Lestari dari kelompok 128 dengan tema "Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi" dengan Dosen Pembimbing Lapangan oleh Ibu Dr. Hj. Linda Setiawati, M.Pd. telah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta. Di lokasi KKN saya dibersamai oleh teman-teman kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang.
Pada 14 Juli 2022, saya melakukan identifikasi tempat dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di Desa Pondokbungur secara signifikan. Dengan hasil identifikasi bahwasannya di Desa Pondokbungur memiliki suatu permasalahan yaitu mengenai kesehatan, hal ini diidentifikasi kembali mengenai penyebab tingkat kesehatan yang masih rendah.Â
Pada permasalahan ini dilakukan wawancara dengan penduduk di Desa Pondokbungur mengenai penyebab kesehatan yang masih minim, dan nyatanya hal tersebut disebabkan oleh perilaku maupun kebiasaan kebersihan yang masih minim, keadaan air yang keruh, dan tingkat kesadaran masyarakat mengenai kebiasaan buang sampah yang secara dominan masih banyak penduduk desa Pondokbungur yang masih belum menjaga kebersihan sebagaimana mestinya terkhusus masih sedikit yang berpartisipasi dalam program pemerintah yaitu pengangkutan sampah setiap seminggu sekali/dua kali.
Permasalahan yang masih terjadi dan belum mendapatkan titik tengah di desa Pondokbungur yaitu kesadaran partisipasi buang sampah dengan program pemerintah pengangkutan sampah sekali/dua kali dalam seminggu masih minim dikarenakan hal ini berkaitan dengan kesadaran dalam diri individu masing-masing yang dimana solusi utamanya yaitu ada dalam diri individu masing-masing. kemudian, permasalahan yang kedua yaitu mengenai sumber mata air yang bercabang.Â
Di desa Pondokbungur, Sumur bukan menjadi sumber mata air primer dikarenakan secara dominan keadaan tingkat kedalaman air berbeda dan cukup dalam. Hal tersebut menjadikan banyak penduduk kurang dalam jika membuat sumur sehingga air tidak muncul sebagai mana mestinya, hal tersebut dirasakan oleh sebagian besar penduduk desa Pondokbungur.
Sehingga hal tersebut membuat penduduk membayar iuran air sesuai besarnya meteran yang telah dipakai dari sumber mata air khusus di kawasan lain yaitu di wilayah Ci Janun. Informasi tersebut didapat dari hasil wawancara Ketua RT di setiap RT yang ada di desa Pondokbungur dan Kepala desa beserta Sekretaris desa Pondokbungur.
Dirasakan oleh saya pribadi yang bertempat tinggal di rumah dinas Pondokbungur sepanjang kegiatan KKN ini, dimana air yang berasal dari Ci Janun maupun dari sumber mata air di wilayah lainnya itu secara dominan masih keruh, berwarna kecokelatan, tetapi tidak berbau. hal tersebut tentunya membuat sedikit kerisauan jika disangkut pautkan dengan kesehatan. Dikhawatirkan air keruh tersebut mengandung bakteri maupun zat besi yang selama ini belum diidentifikasi dan diberikan solusi mengenai cara pengelolaan, pengolahan maupun cara manajemen air yang baik.
Dari permasalahan tersebut saya pribadi terbesit untuk melakukan suatu wujud yang nyata demi menciptakan perubahan secara berkesinambungan, hal tersebut saya implementasikan dengan mengadakan edukasi dan praktek filtrasi air kotor dengan metode sederhana.Â
Filtrasi air kotor dengan metode sederhana juga dapat membantu memanajemen sampah rumah tangga dikarenakan wadah untuk menampung elemen penyaring air kotor menggunakan botol plastik bekas yang dibersihkan terlebih dahulu tentunya. Dengan elemen-elemen sebagai berikut: Kapas, arang, kerikil dan pasir.
Agar praktek filtrasi air kotor ini dapat efisien dan lebih kondusif untuk dilakukan, maka dilaksanakan di Kelas 6 SDN 1 Pondokbungur karena anak-anak sebagai penerus generasi selanjutnya sebagai agent of change serta kelas 6 memiliki tingkat kognitif yang paling tinggi di taraf SD dibandingkan dengan kelas lainnya.
Pada pelaksanaan program kerja individu ini, kelas 6 dibagi kedalam 8 kelompok untuk melaksanakan filtrasi air kotor dengan metode sederhana dengan elemen-elemen pendukungnya.
Sebelum melaksanakan praktek filtrasi air kotor, saya mengajukan pretest terlebih dahulu sebagai titik awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa siswi kelas 6 mengenai filtrasi air kotor dengan metode sederhana yang nantinya dapat dijadikan sebagai perbandingan secara nyata.
Pelaksanaan pretest:
Pelaksanaan edukasi mengenai filtrasi air kotor:
Pelaksanaan praktek filtrasi air kotor dengan metode sederhana:
Pelaksanaan posttest:
Setelah melaksanakan praktek, maka dilanjutkan kembali test yang dinamakan sebagai post test dengan pertanyaan yang sama seperti pada pretest. Setelah diidentifikasi dan didata, hasilnya menyatakan bahwa dari pretest ke post test terdapat peningkatan secara signifikan.
Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa edukasi dan praktek dapat membantu terkhusus siswa kelas 6 dalam menjadikan air layak menjadi bersih dari yang semulanya kotor dengan metode filtrasi air kotor secara sederhana.
Dengan dilaksanakannya praktek filtrasi air kotor dengan metode sederhana ini diharapkan dapat diterapkan khususnya dimulai oleh siswa siswi kelas 6 SDN 1 Pondokbungur di rumahnya masing-masing, karena sesuai hasil pretest bahwa keadaan air dirumah masing-masing secara dominan masih keruh dan terdapat siswa yang air di rumahnya belum layak untuk diminum.Â
Diharapkan program kerja individu yang dilaksanakan oleh saya pribadi dapat menjunjung dan mewujudkan pengimplementasian program KKN bertema Suistainable Development Goals (SDG's) yang artinya yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dimana dapat diartikan secara detail bahwa program kerja diharapkan dapat terus diimplementasikan secara terus menerus, berkesinambungan demi mewujudkan tujuan baik di desa dan dapat membangun serta mengarahkan desa ke arah yang selayaknya sesuai dengan tema kelompok saya pribadi yaitu "Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi" di desa Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.Â