Mohon tunggu...
Fiqram Iqra Pradana
Fiqram Iqra Pradana Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai hal yang berbeda

Biasa saja!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berdamai dengan Standar Ilusi Diri

10 Desember 2019   22:10 Diperbarui: 11 Desember 2019   15:30 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Pixabay)

Solusi Berdamai dengan Standar Ilusi
Mulai sekarang, setop memakai standar yang berlebihan dalam hidup. Mulai saat ini mari kita semua berdamai dengan diri kita sendiri. Harusnya makin hari kita itu makin tenggelam memahami diri sendiri, bukan malah menjauh untuk mengenal dunia di luar diri kita.

Bahkan parahnya kita memakai standar-standar yang bukan berasal dari diri kita. Kita memakai standar yang berasal dari luar diri kita hanya karena ingin dianggap keren.

Apa pentingnya keren jika pada akhirnya malah membuat kita stres dan tidak bahagia. Kita menjadi palsu, memakai topeng senyum dan bahagia padahal diri kita sedih, rapuh dan merasa kesepian ditengah keramaian.

Berikut beberapa solusi untuk berdamai dengan standar ilusi yang berseliweran di sekitar kita, entah itu telah menjangkiti kita atau belum. Jika belum, lakukanlah pencegahan sedini mungkin agar waktu kalian lebih banyak dilakukan untuk hal-hal yang lebih penting.

Pertama, kurangilah bermedia sosial. Media sosial tujuannya baik yaitu untuk komunikasi namun terlalu sering media sosial itu dijadikan sebagai tempat pencitraan dan tempat pamer. Ujung-ujungnya terjadilah perbandingan antara yang mampu dan tidak mampu, yang kaya dan yang miskin, yang sehat bugar dan yang sakit. 

Alih-alih memberikan inspirasi dan motivasi malah menimbulkan kecemburuan dan rasa ingin memiliki pula. Bermedia sosiallah dengan dosis 2 jam sehari agar standar hidup kita tidak banyak terisi oleh ilusi-ilusi ekspektasi berlebihan!

Kedua, berhenti menunda. Jika sudah bertekad untuk hidup lebih realistis dan memiliki standar hidup yang waras maka lakukanlah saat ini juga. Jangan menunda-nunda lagi untuk hari esok.

Ketiga, cintai diri sendiri. Belajarlah untuk lebih mencintai diri sendiri. berlaku adillah terhadap segala hal yang ada pada tubuh termasuk pikiran kita. Jangan dibebankan sesuatu yang tidak penting hanya karena kebodohan dan keegoisan kita. Suadah saatnya kita hidup makin produktif dan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun