Mohon tunggu...
Fiorel Al Zahra
Fiorel Al Zahra Mohon Tunggu... Programmer - Pelajar

SMK Telkom Malang

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Media Sosial, Kawan atau Lawan bagi Demokrasi?

9 Agustus 2020   21:03 Diperbarui: 10 Agustus 2020   03:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi dalam mengatur pemerintahannya. Dengan sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga dengan kata lain demokrasi dapat disebut juga kedaulatan rakyat.

              Dalam pemerintahan yang demokratis memberi peluang bagi setiap warganya untuk menikmati hak-hak dasarnya seperti hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berserikat dan berkumpul, hak untuk menikmati pers yang bebas dan berbagai hak dasar lainnya. Sesuai yang tercantum dalam pasal 28E ayat (3) UUD 1945 mengenai hak menyatakan pendapat dan berserikat.

              Di zaman yang serba canggih saat ini, manusia tidak dapat lepas dari teknologi yang bernama internet. Internet memang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Tak hanya memudahkan dalam hal pekerjaan, internet juga memberi kemudahan bagi manusia untuk mengakses segala bentuk informasi.

              Namun bak pisau bermata dua, internet memiliki dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi dapat berdampak positif, dan di sisi lain dapat berdampak negatif bagi penggunanya. Oleh karena itu, segala bentuk informasi yang kita terima bila tidak kita saring dengan bijak akan berdampak buruk kedepannya. Kebenaran dan terpecayanya informasi tersebut merupakan hal penting saat mendapatkan informasi.

              Seperti pada berita kasus video dugaan perusakan bendera merah putih di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya disertai video aparat melontarkan kata-kata rasial yang dengan cepat berita tersebut menyebar ke jejaring sosial. Namun yang menjadi permasalahan, orang yang menerima berita tersebut langsung mempercayai tanpa memastikan dahulu kebenaran berita. Informasi tersebut seolah menyudutkan penghuni asrama yang diduga merusak bendera merah putih, sehingga tak sedikit pula orang beropini demikian dan ada juga yang memberikan komentar bernada provokasi. Hal ini semakin meperkeruh keadaan dan menambah besar konflik yang terjadi.

              Terlepas dari itu, sisi positif yang dapat kita ambil dari tersebarnya berita tersebut ialah pihak berwajib segera turun tangan menyelesaikan kasus dugaan perusakan bendera merah putih oleh mahasiswa Papua di Surabaya ini.   

              Jadi apakah media sosial dapat menjadi kawan atau justru dapat menjadi lawan?

              Adanya demokrasi memberi kebebasan bagi setiap orang untuk berpendapat ditambah dengan kemudahan mengakses informasi membuat kita harus selalu waspada dalam menggunakan dan menyikapi media sosial. Bijak dalam penggunaan media sosial dan berhati-hati dalam berpendapat. Juga pastikan dahulu kebenaran isi berita sebelum menyebarkannya agar tidak menjadi berita hoaks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun