Mohon tunggu...
Fini RosyidatunNisa
Fini RosyidatunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobby saya adalah membaca, menulis, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Mereka Aku Belajar

24 Desember 2022   19:47 Diperbarui: 24 Desember 2022   19:49 3254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terduduk lemas mengetahui bahwa Aya meninggal menjelang shubuh tadi. Diam-diam aku mulai terisak, teringat kenangan-kenangan kami.Aku tak bisa bertakziyah karena rumahku berbeda kabupaten dengannya dan tak ada yang bisa mengantarkan, hanya do'a yang bisa kulantunkan.

Tak lebih dari seminggu, liburan pun usai.Seluruh santri kembali berkumpul di ma'had.Masing-masing membawa cerita yang tak jauh beda, semuanya hanya tentang Aya. Aku baru tahu jika ternyata sakit yang diderita Aya cukup serius dan sudah berlangsung sejak lama. Sebelumnya, kondisi Aya memang sempat membaik saat melangsungkan ujian tahfidz. Namun sepulang dari ma'had ia kembali demam bahkan sampai tak sadarkan diri. Orang tuanya sudah membawanya berobat, namun seperti tak ada hasil.

Sehari sebelum meninggalnya Aya ada beberapa anak yang sempat menjenguknya. Mereka bercerita sore itu kondisi Aya seperti sudah tak sadarkan diri.Saat malam pun mereka sulit tidur karena terus terbayang dengan kondisi Aya.Dan benar saja, baru saja tertidur mereka langsung mendapat kabar yang menghantui mereka malam itu. Langsung saja mereka menyebar berita yang membuat shubuh waktu itu heboh.

Kejadian meninggalnya Aya membuat teman-temannya dihantui karena, saat Aya sakit mereka merasa kurang memperhatikan Aya dengan alasan sibuk dengan ujian. Mereka bahkan tidak berani masuk kamar karena ranjang Aya tepat berhadapan dengan pintu. Pasalnya beberapa dari mereka bercerita memimpikan Aya yang menggunakan baju kelas yang belum sempat dipakainya. Salah seorang temannya pun menumpang ke kamar lain saat sakit karena terbayang sosok Aya yang selalu pertama menanyakan kondisi mereka Ketika sedang sakit.

Berbeda dengan mereka, kejadian ini mengajariku untuk lebih peduli pada sesama, tak menunda dan menyiakan waktu dengan orang-orang yang disayangi.Dari Aya aku belajar, untuk lebih menjaga hati orang lain, bersikap yang terbaik seburuk apapun mereka memperlakukan kita, tetap peduli meski sebenarnya dirinya yang lebih butuh untuk diperhatikan, tetap berusaha meski harus kembali terjatuh, tak menyerah dan mengeluh. Dua setengah tahun aku mengenalnya, aku mendapat banyak pelajaran yang tentu tak bisa kutulis semuanya.

Flashback Off

Tanganku berhenti menulis kembali setelah sepotong memori selesai berkeliaran dikepalaku.Aku mencoba untuk mengingat kembali beberapa potong episode kehidupanku yang lain, namun kembali ia tak bisa mengingatnya dengan baik. Sekarang ini hanya bisa ku tulis sepotong memori yang belumlah lengkap.

Tapi ku harap,akan  ada episode-episode kenangan lain yang bisa ku torehkan di atas kertas.Dan mungkin, akan memakan waktu yang tidak sebentar.Karena memang bagiku, menuliskan bagian dari memori lebih sulit daripada mengarang suatu cerita, karena ia harus sesuai dengan apa yang pernah terjadi tanpa melebih-lebihkannya.

Yang jelas aku harapkan dari apa yang kita tulis, adalah memberi manfaat kepada yang membaca.Jadi ku pinta maaf jika apa yang ku tuliskan belumlah sesuai dengan tema yang diumumkan dimuka atau mungkin banyak mengandung kesalahan.Sejujurnya apa yang ku tulis memang apa yang muncul sekilas di kepala.Tak banyak pikir Panjang karena takut memori itu pergi sebelum tertuliskan. Salam sayang sedunia sesurga, semoga memberi manfaat. 

"Pertemuan memang kadang menghadirkan luka..

Tapi..perpisahanlah yang akan terasa lebih menyakitkan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun