Sebagai penutup, teknologi tanpa hati hanyalah mesin dingin. Tetapi teknologi dengan keberpihakan bisa menjadi nyawa kedua bagi satwa liar. Hari Satwa Sedunia bukan sekadar peringatan, tetapi panggilan. Kita harus memilih antara terus membiarkan Orangutan, Gajah, dan Harimau terkubur dalam statistik kepunahan atau menyalakan harapan baru dengan inovasi dan aksi nyata.
Jika manusia bisa bermimpi menaklukkan Mars, bukankah kita seharusnya bisa menjaga hutan sendiri?
Jika kita bisa speak for the species, maka sejarah akan mencatat bahwa harapan itu nyata, dan harapan itu bernama kita.
Referensi
Beery, S., Morris, D., & Yang, S. (2019). Efficient pipeline for camera trap image classification. Ecological Informatics, 53, 100–103.
Dasgupta, P. (2021). The economics of biodiversity: The Dasgupta review. HM Treasury.
Fernando, P., De Silva, M., & Jayasinghe, L. (2020). Mitigating human–elephant conflict in Sri Lanka: Moving beyond fences. Diversity, 12(3), 98.
Iyengar, A. (2020). Forensic DNA applications in wildlife crime: A review. Forensic Science International: Genetics, 48, 102308.
Koh, L. P., & Wich, S. A. (2018). Dawn of drone ecology: Low-cost autonomous aerial vehicles for conservation. Tropical Conservation Science, 11, 1–8.
Nijman, V., Morcatty, T. Q., Smith, J. H., & Atoussi, S. (2022). Online trade in wildlife and its impacts. Conservation Biology, 36(3), e13844.
Santika, T., Wilson, K. A., Budiharta, S., Kusworo, A., & Law, E. (2022). Defining conservation success: Impact of deforestation and orangutan conservation in Borneo. Science Advances, 8(15), eabn6859.