lelah letih seharian bekerja,
tak memberatkan langkahmu menyusuli anakmu
yang masih asik bermain bola
menjelang adzan maghrib tiba.
lelah letih seharian bekerja,
tak menyusutkan semangatmu
membantu mengerjakan tugas sekolahku
dan mengajariku bila esok hari ada ujian.
kau yang tak pernah bosan mengingatkan dan memastikan
anakmu belajar dengan benar selepas makan malam.
Meski akhirnya hasil belajarku tak memuaskanmu
dan tak jarang membuatmu kecewa.
*
Mah, pah..
kini anakmu beranjak dewasa,
dunia menuntutku terus bergerak,
hal yang membuatku terpisah jauh darimu.
waktu kian membatasi kebersamaan kita.
terbentang dari ratusan kilo jauhnya,
aku ingin berkata
Mah, pah.. aku rindu.
aku rindu menatap senyum  indahmu.
aku rindu melihat gelak tawa bahagiamu.
aku rindu mendengar candaan sederhanamu.
aku rindu setiap kebersamaan denganmu.
Mah, pah.. aku rindu.
Sehat selalu mah, pah
Barakallah fiikum
Muhammad Fikri Rizaldi
Cileungsi, 21 Oktober 2017