Mohon tunggu...
F.A Taufiq
F.A Taufiq Mohon Tunggu... Konsultan - penulis karbitan

cuma manusia biasa yang diciptakan tuhan untuk jatuh cinta pada aksara dan sepakbola...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siasat

26 September 2022   20:34 Diperbarui: 26 September 2022   20:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lampu lampu pun menyala
Dan panggung telah dipersiapkan untuk para pembungkam suara
Berlinang air mata
Jentaka yang dihadirkan dari tiada

Dilain hari, wajah yang berbeda
Membicarakan tentang mahkota dan utopia
Tapi sesungguhnya ia sedang bersiasat dalam bait-bait palsu
Kepungan hitam yang terus melaju

Aroma busuk tercium di udara
Dari ribuan topeng berlukiskan nusantara
Dan nurani yang dihanyutkan oleh tsunami peradaban
Hanya menyisakan puing serta kepingan pemberontakan

Lalu bagaimana jelata bisa bertahan dalam badai yang tak pernah mereda?
Ketika para pendusta merenggut janji-janji
indahnya tanpa tersisa
Menutup pintu untuk setiap suara tentang keraguan
Hingga pada akhirnya mereka menyerah dan dalam diam melanjutkan kehidupan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun